Jejamo.com, Bandar Lampung – Masih banyak masyarakat yang berpikir bahwa untuk apa memiliki hak memilih kalau tidak ada perubahan dalam perekonomian.
Anggapan banyak orang inilah yang menghantarkan gadis cantik ini menjadi relawan demokrasi.
Siha, apaan akrab Siti Hasanah, merupakan salah satu dari pemuda yang ikut dalam acara pengukuhan 55 relawan demokrasi, yang digagas Komisi Pemilihan Umum (KPU) Bandar Lampung. Pengukuhan sendiri dilakukan hari ini di Hotel Aston oleh Ketua KPU Bandar Lampung Fauzi Heri.
Mahasiswi Jurusan Pendidikan Matematika Universitas Islam Negeri (UIN) Raden Intan Lampung ini mengingkan agar masayrakat khususnya anak muda tidak apatis dan ikut dalam menyukseskan agenda demokrasi yakni Pemilu dan Pilpres tahun ini.
“Saya ingin berperan serta langsung dalam mensosialisasikan dan memberikan pemahaman kepada masyarakat bahwa penting berdemokrasi,” ujarnya kepada jejamo.com.
Perempuan gigih berparas ayu itu mengungkapkan bahwa kebanyakan sekarang pemahaman masyarakat, mengenai mau memilih atau tidak, tidak akan banyak mengubah kehidupan.
“Karena kebanyakan pemahaman masyarakat mau kita milih atau enggak, mau siapa aja yang jadi pemimpin nantinya, hidup kita tetep begini-begini aja gak ada perubahan. Padahal walapun hanya dari 1 suara yang mereka ajukan itu benar- benar menentukan bagaimana nasib ke depannya negara ini,” jelas mahasiswa semester 7 tersebut.
Nanti dari acara ini, ungkap perempuan yang akan menginjak umur 22 tahun tersebut, ada arahan untuk menentukan program kerja di masyarakat sesuai basisnya masing-masing.
“Karena saya dari basis pemuda, yang pastinya saya akan membuat sosialisasi dan pendidikan pemilih ke organisasi-organisasi kepemudaan dan lainnya, serta sosialisasi di kampus-kampus,” terangnya setelah selesai pembacaan janji pengukuhan relawan demokrasi.
Sebelumnya diberitakan, KPU Bandar Lampung merekrut Relawan Demokrasi berdasarkan basis pemilih, dengan total 10 basis pemilih yang terdiri dari keluarga, pemilih pemula, pemilih muda, dan pemilih perempuan.
Selanjutnya basis penyandang disabilitas, berkebutuhan khusus, kaum marginal, komunitas, keagamaan, dan netizen alias warga internet. [Nurmeiati Eka Ananta]
