Jejamo.com, Tanggamus – Sekolah Menengah Pertama (SMP) Muhammadiyah Kota Agung Tanggamus memberikan denda kepada siswa yang tidak ikut kerja bakti membersihkan sekloah. Kebijakan ini dikeluhkan wali murid, yang kepada awak media menyampaikan nilai denda mulai dair Rp15 ribu sampai Rp63 ribu per siswa.
“Seharusnya setiap kebijakan sekolah itu harus dimusyawarahkan bersama wali murid terlebih dahulu,” imbuhnya. Dia berharap kebijakan itu bisa diluruskan, agar tidak terulang lagi kepada siswa lainnya.
Kepada awak media, wali murid tersebut memberikan pesan WhatsAap yang beredar di grup sekolah terkesan ada pengondisian.
Sementara, Kepala SMP Muhammadiyah Kota Agung, Okto Biantoro didampingi wakilnya menjelaskan, ada miskomunikasi antara pihak sekolah dengan orang tua siswa. “Kemarin sudah saya datangkan orang tua siswa tersebut dan saya pertemukan dengan wali kelas yang bersangkutan. Duduk bareng dan sudah ada titik temunya,” ujarnya seraya menambahkan kebijakan itu sudah ada sebelum dirinya menjabat sebagai kepala sekolah.
“Kami membuat program lomba kebersihan sekolah, karena ini programnya dadakan kami belum sempat memberitahukan ke orang tua siswa. Masalah ada pungutan atau denda saya tidak tahu, karena tidak ada perintah saya,” jelasnya.
Wakil Kepala Sekolah SMP Muhammadiyah Tanggamus menambahkan, tidak tertuang dalam ketentuan program lomba tersebut untuk mengecat gedung sekolah. “Itu tercetus dari siswa yang mengatakan kalau dicat akan lebih baik, termasuk uang denda bagi siswa yang tidak mengikuti itu tercetus dari siswa. Sekolah tidak melegalkan uang denda tersebut,” ungkapnya.(*)[Zairi]
