Jejamo.com, Medan – Serikat Media Siber Indonesia (SMSI) Kota Metro menghadiri undangan puncak peringatan Hari Pers Nasional (HPN) 2023 di Kota Medan, Sumatera Utara, Kamis, 9/2/2023.
Kegiatan tahunan itu disambut antusias para jurnalis dan organisasi pers perwakilan dari seluruh provinsi di Indonesia.
Ketua SMSI Kota Metro Ali Imron Muslim saat dikonfirmasi di perhelatan HPN Kota Medan Sumatra Utara menyampaikan, kondisi pers di Indonesia saat ini sedang tidak baik-baik saja.
“Seperti apa yang disampaikan Presiden RI Joko Widodo, kondisi dunia pers saat ini sedang tidak baik-baik saja. Hal itu disebabkan masih terbelenggunya kebebasan pers, di mana di sejumlah daerah di Indonesia, masih terdapat kekerasan terhadap pers. Terakhir insiden penembakan mantan Ketua SMSI Bengkulu, Dr. Rahimandani pada 3 Februari 2023 lalu,” kata Ali.
Ia berharap, Hari Pers Nasional menjadi momen bagi organisasi pers untuk menekan pemerintah agar menyelesaikan kasus kekerasan hingga kriminalisasi terhadap pers.
“Maraknya kekerasan dan kriminalisasi terhadap pers selain karena minimnya sosialisasi terhadap Undang-Undang Pers, juga akibat keengganan aparat penegak hukum menjerat pelaku yang mengintimidasi kerja jurnalistik. Selain itu keberadaan Undang-Undang Pers Nomor 40 Tahun 1999 seolah tanpa kekuatan hukum yang melindungi produk dari kerja jurnalistik,” jelasnya.
Menurut Ali, berita yang disajikan pada media siber marak dijerat melalui Pasal 27 Undang-Undang ITE. Sebaiknya multi tafsir UU ITE yang menjadi momok bagi wartawan siber menjadi perhatian pemerintah.
“Demi menjaga sistem demokrasi yang sehat, menjadi keharusan bagi pemerintah pusat untuk merawat kebebasan dan independensi pers. Karena pers adalah persenjataan utama dalam melindungi sistem demokrasi di Indonesia dari otoritarianisme hingga totaliterisme,” tegasnya.(*)