Sabtu, November 9, 2024

Top Hari Ini

Terkini

SNV-Jejamo.com Siap Cerdaskan Masyarakat Merawat Sanitasi

Pemimpin Redaksi Jejamo.com Adian Saputra siap bersinergi dengan SNV untuk mencerdaskan masyarakat dalam mengelola sanitasi, di kantor Jejamo.com, Rabu (10/4/2019). — JENNY WULAN SURYANI

Jejamo.com, Bandar Lampung — SNV dan media massa bisa mencerdaskan untuk masyarakat dalam pengelolaan sanitasi. Begitu yang disampaikan Pemimpin Redaksi Jejamo.com Adian Saputra.

Setiap ada isu penting atau ada penemuan baru atau strategi baru dalam hal sanitasi dari SNV, lanjut dia, Jejamo.com siap untuk memublikasikan.

“Ke depannya semakin bisa bersinergi, kita ingin lebih isu apa pun yang bisa kaitkan dengan sanitasi kita kaitkan bersama SNV. Semoga semakin banyak masyarakat yang tercerdaskan dengan adanya artikel-artikel yang bisa disampaikan sebagai kampanye tentang perbaikan sanitasi. Tidak ada lagi masyarakat yang buang sampah sembarangan, berkaitan dengan air dan sebagainya,” ujar Adian.

Menurut Adian, pengelolaan sanitasi darurat untuk dilakukan. Sebab, tempat pembuangan air sudah sangat sempit, sementara kapasitas sampah pun semakin banyak. Perilaku ini semakin dilakukan oleh masyarakat.

“Mereka yang hidup di bantaran sungai seharusnya tidak boleh dihuni, tetapi masih memang banyak yang menghuni. Begitu hujan datang, air meluap dan akhirnya kerendam. Hal itu jadi fenomena di Bandar Lampung,” katanya.

Adian menambahkan, sampah di Bandar Lampung sudah bisa diangkut oleh petugas-petugas sampah, namun kebanyakan masih banyak warga yang membuang sampah sembarangan.

“Ya, di sini banyak warga tidak mau bayar sampah Rp20 ribu, hingga akhirnya hanya mengandalkan yang praktis seperti buang sampah ke sungai ini,” ujar Adian, Rabu 10/4/2019.

Menurutnya, hal seperti itu sudah terjadi puluhan tahun. “Pasti banjir tidak hanya di daerah pinggiran sungai tapi ke daratan tinggi juga meluap, sampai ke jalan-jalan raya,” kata dia.

“Jam setengah enam mobil sampah sudah bisa lewat untuk mengangkat sampah-sampah. Tapi, bagi masyarakat yang hidup di bantaran sungai, itu tinggal cemplung-cemplung saja, tidak peduli,” ungkap Adian.

Ketika banjir datang kemudian tempat tinggal kerendam, baru kemudian mewartakan banjir. Sebaiknya, lanjut Adain, pihak terkait harus fokus kepada hal-hal yang bersipat antisipasi. [JENNY WULAN SURYANI]

 

Populer Minggu Ini