Jejamo.com, Bandar Lampung – Seorang alumnus SMPN 16 Bandar Lampung membacakan puisi karya Wiji Thukul malam ini di depan gerbang sekolah.
Pembacaan puisi yang terkenal dengan kalimat “hanya ada satu kata: lawan!” itu sebagai bentuk protes atas pencopotan Purwadi dari jabatan kepala sekolah oleh Wali Kota Herman HN.
Alumni menilai, pencopotan itu bentuk kesewenang-wenangan Wali Kota Herman HN. Purwadi dinilai melanggar aturan lantaran menerima handuk dari salah satu kandidat wali kota Bandar Lampung hari Jumat lalu saat istirahat usai gerak jalan dan olahraga bersama guru-guru sekolah setempat.
Koordinator aksi solidaritas Muhammad Afandi Hasan mengatakan, pembacaan puisi adalah bagian dari acara keprihatinan ini.
Selain puisi, alumnus yang hadir juga membentangkan poster, menyalakan lilin, menyanyikan lagu Hymne Guru dan Gugur Bunga, serta menabur bunga.
Afandi Hasan mengatakan, ini adalah bentuk respons mereka atas pencopotan Purwadi.
Alumni, kata Afandi Hasan, menilai Purwadi sebagau sosok kepala sekolah dan guru yang berprestasi.
Purwadi, kata Afandi, dinilai mampu memajukan sekolah dalam bidang akademik dan nonakademik, termasuk meraih banyak prestasi di bidang ekstrakurikuler.
Puisi berjudul “Peringatan” itu dibacakan secara lengkap oleh salah seorang alumnus.
“Jika rakyat pergi
Ketika penguasa berpidato
Kita harus hati-hati
Barangkali mereka putus asa
Kalau rakyat bersembungi
Dan berbisik-bisik
Ketika membicarakan masalahnya sendiri
Penguasa harus waspada dan belajar mendengar
Bila rakyat berani mengeluh
Itu artinya sudah gawat
Dan bila omongan penguasa tidak boleh dibantah
Kebenaran pasti terancam
Apabila usul ditolah tanpa ditimbang
Suara dibungkam kritik dilarang tanpa alasan
Dituduh subversif dan mengganggu keamanan
Maka hanya ada satu kata: lawan!. [Sugiono]