Lampung Tengah, Jejamo.com – Anggota MPR Fraksi Partai Gerindra, Dwita Ria menilai pemakaian gawai dan kecanduan dunia maya bisa memengaruhi jati diri bangsa.
Hal tersebut disampaikan Dwita saat Sosialisasi 4 Pilar Kebangsaan di Kecamatan Seputih Surabaya, Lampung Tengah, Rabu (27/11/2019).
Menurut Dwita, hal tersebut adalah salah satu dari enam alasan kenapa Sosialisasi 4 Pilar Kebangsaan masih diperlukan.
Dwita mengatakan, adanya pengaruh globalisasi dan kapitalisme terhadap masyarakat Indonesia.
“Seperti pengaruh internet dan gadget. Ini bisa mempengaruhi jati diri bangsa. Dulu kita punya nilai gotong royong tapi sekarang sudah mulai individualistik,” kata Dwita.
Lima alasan lain, yakni masih lemahnya penghayatan dan pengamalan agama serta munculnya pemahaman agama yang keliru dan sempit.
“Contoh munculnya radikalisme yang melahirkan terorisme. Ini harus diantisipasi agar jangan sampai ada anggota masyarakat yang terpapar radikalisme dan terorisme,” kata dia.
Alasan kedua yaitu, masih adanya pengabaian terhadap kepentingan daerah dan timbulnya fanatisme kedaerahan. Masih terjadi disparitas pembangunan pusat dan daerah.
“Contohnya banyaknya gerakan separatis yang ingin memisahkan diri dari NKRI,” kata Dwita.
Kemudian, alasan ketiga adalah kurang berkembangnya penghargaan terhadap kebhinnekaan dan kemajemukan yang melahirkan politik SARA.
Alasan keempat, kata Dwita, karena kurangnya keteladanan sebagian pemimpin sebagai tokoh bangsa.
“Ini terkait dengan korupsi. Banyak pejabat negara dan aparat penegak hukum terlibat korupsi,” katanya.
Lalu alasan kelima adalah tidak berjalannya penegakan hukum secara optimal. Hukum tajam ke atas dan tumpul ke bawah.
“Tapi sekarang lebih baik. Mereka yang di atas juga ditangkap,” katanya.
Menurutnya, saat ini rakyat Indonesia sedang tantangan global yang cukup sulit.
“Kegiatan sosialisasi 4 Pilar masih sangat dibutuhkan, agar mampu menyentuh seluruh lapisan masyarakat,” kata Dwita. []