Jejamo.com, Bandar Lampung – Kasus pembunuhan Dwiki Dwi Sopyan (16), pelajar SMKN 2 Bandar Lampung menyita perhatian publik. Pasalnya, korban dan pelaku yang berjumlah 5 orang ini merupakan remaja dengan status pelajar dan mahasiswa.
Menanggapi fenomena ini, sosiolog Lampung Bartoven Vivit mengatakan, kriminalitas yang terjadi pada kalangan remaja disebabkan kurangnya perhatian orang tua kepada anak.
Bartoven menjelaskan, perhatian dan pendidikan dari orang tua menjadi bekal penting bagi anak dalam menghadapi pergaulan di luar, khususnya di tengah kemudahan akses informasi seperti saat ini.
“Sekarang semua terbuka, akses informasi bisa didapat dari mana saja. Mental remaja sendiri cenderung masih labil, maka pengaruh lingkungan apa pun yang didengar, ditonton, tidak banyak yang saring, masih mengunakan emosi untuk menyelesaikan sesuatu hal,” jelasnya kepada jejamo.com.
Kondisi ini, kata dia, sangat berbahaya karena remaja jadi lebih mudah terpengaruh atas informasi yang mereka terima. Disinilah peran orang tua sangat dibutuhkan untuk membentengi anak dari pengaruh buruk di luaran sana.
“Kita lihat tawuran remaja yang sering terjadi sangat ngeri. Maka peran keluarga sebagai tempat pendidikan pertama sangat penting, baru setelah itu sekolah,” imbuh Bartoven.
Senada juga diungkapkan Hartoyo, Sosiolog Universit Lampung. Menurutnya keluarga menjadi benteng untuk anak dalam berperilaku
“Remaja saat ini banyak yang terpengaruh lingkungan. Mereka terjerat minuman, obat-obatan, dan pergaulan bebas. Umumnya karena orang tua kurang perhatian pada anak, dibiarkan saja, kesana kemari tidak ditanya, itu salah satu akibatnya,” terang Hartoyo melalui sambungan telepon.
Dikatan Hartoyo, kasus kriminalitas pada remaja dapat diminimalisir jika orang tua bisa memberikan perhatian dan bekal moral yang baik kepada anak-anaknya
“Kalau sudah menyalahi hukum ya kena sanksi. Tapi untuk semua orang tua harus memberika didikan yang baik, maksudnya perhatian penuh terhadap anaknya, lalu pihak sekolah pun harus tegas kepada anak didiknya,” pungkasnya.(*)
Laporan Sigit Sopandi, Wartawan Jejamo.com