Senin, November 11, 2024

Top Hari Ini

Terkini

Sultan Brunei Larang Warga Muslimnya Rayakan Natal

Sultan Brunei
Sultan Brunei Hasannal Bolkiah secara resmi melarang warga Brunei yang beragama Islam merayakan Natal | Tempo.co

Lejamo.com, Brunei – Sultan Brunei Hasannal Bolkiah secara resmi mengeluarkan aturan yang melawang warga negaranya yang beragama Islam untuk merayakan Natal. Aturan tersebut bahkan memuat hukuman penjara hingga 5 tahun bagi siapa saja yang melanggarnya.

 

Prilaku seperti mengirim ucapan selamat Natal atau memakai topi Sinterklas dianggap sebagai bagian dari pelanggaran yang dimaksud. Namun pemerintah tetap memperbolehkan warga Kristennya merayakan Natal namun harus membatasi pada komunitasnya dan wajib melapor pada otoritas setempat.

 

Dalam rilis yang diumukan, Kementerian Agama Kerajaan Brunei memuat pernyataan “Penegakan aturan ini bertujuan mengendalikan perilaku warga yang suka merayakan Natal secara berlebihan dan terbuka, yang bisa merusak akidah warga muslim.” Seperti dilaporkan Tempo.co dari Telegrap. Selasa, 22/12/2015.

 

Sebelumnya, sekelompok pemuka agama juga telah mengumumkan peringatan yang melarang warga muslim terlibat dalam perayaan apa pun yang tidak berkaitan dengan Islam.

 

“Pada peringatan Natal, muslim yang melakukan hal-hal, seperti memakai simbol agama Kristen, seperti salib, menyalakan lilin, memasang pohon Natal, menyanyikan lagu Natal, mengirim ucapan selamat Natal, memasang tanda yang memuji agama Kristen, memasang dekorasi, pendeknya melakukan apa pun yang menghormati agama Kristen, adalah bertentangan dengan agama Islam,” tulis pernyatan tersebut.

 

Para Imam disana juga menambahkan, “Mungkin beberapa orang menganggap ini soal yang tidak serius dan tidak perlu dipersoalkan. Tapi, sebagai muslim di negeri zikir, kita tidak boleh mengikuti perayaan hari suci agama lain karena bisa mempengaruhi keyakinan Islam kita.” tulisnya.

 

Brunei dikenal sebagai negara makmur dengan jumlah penduduk hanya sebanyak 420 ribu jiwa. 65 persen dari jumlah itu beragama Islam. Warganya memperoleh pendidikan dan fasilitas kesehatan gratis berkat devisa dari minyak bumi.(*)

 

Tempo.co

 

Populer Minggu Ini