Jejamo.com, Lombok – Pascagempa Lombok yang terjadi 29 Juli 2018 lalu, Global Wakaf-ACT langsung mengagas Sumur Wakaf di Desa Akar-Akar, Kecamatan Bayan, Kabupaten Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat bulan itu juga.
Kini sumur itu tinggal menunggu proses pengecatan selesai. Ia hampir rampung dan segera diresmikan dalam waktu dekat, untuk melengkapi sumur bor yang ada di desa tersebut.
“Sebenarnya ada satu sumur bor, airnya juga bersih. Tapi masyarakat desa sini ambil air di sumur bor itu lumayan jauh, sekitar dua kilometer. Itu pun sekarang kan agak sulit karena fasilitas banyak yang hancur karena gempa,” kata Romi Saifuddin, selaku Koordinator Program Aksi Cepat Tanggap (ACT) Lombok Senin (30/4), seperti dikutip jejamo.com dari news.act.id.
Romi menceritakan, gempa di Bayan memang salah satu yang terparah karena pusat gempa Lombok pertama kalinya juga ada di sana.
Bahkan hingga kini, beberapa rumah warga masih dibangun karena hancur akibat dari Gempa. Warga-warga kini juga masih ada yang tinggal di hunian sementara.
Tetapi gempa bukan penyebab utama sulitnya kondisi pengairan di desa tersebut. Romi mengungkapkan sebelum gempa juga sebenarnya kondisi pengairan masyarakat Desa Akar-Akar memang sudah mengalami kesulitan air.
Air yang disediakan sumur galian dangkal mereka, memang cukup untuk mencuci dan mandi namun tidak halnya buat minum dan memasak.
“Sebenarnya air di sini banyak, tapi rasanya agak payau karena lokasi desa yang dekat dengan pantai. Jadi masyarakat biasanya agak sulit untuk minum dan memasak. Mereka biasa beli air untuk satu keluarga itu tiga jeriken. Untuk keperluan minum dan memasak satu hari,” ujar Romi. []