Jejamo.com, Lampung Selatan – Taruna Siaga Bencana (Tagana) Kabupaten Selatan merupakan salah satu organisasi sosial yang bergerak dalam bidang penanggulangan bencana alam dan bencana sosial berbasiskan masyarakat. Keberadaannya sangat dibutuhkan oleh masyarakat baik dalam kondisi terjadi bencana maupun tidak.
Hal tersebut mengingat Tagana selalu berada di tengah masyarakat baik dalam penanganan korban bencana alam, sosial maupun mitigas bencana alam.
Demikian disampaikan Ketua Korwil Tagana Lampung Selatan Syafroni Kasim kepada jejamo.com, Minggu, 29/1/2017.
Safroni menyampaikan, untuk mengantisipasi kejadian bencana alam yang tidak bisa diprediksi, Tagana Lampung Selatan dengan swadaya anggota melakukan kegiatan sosialisasi dan simulasi penyelamatan diri.
“Mengingat potensi bencana alam Lampung Selatan adalah gempa bumi, puting beliung, banjir dan tsunami, sosialisasi pemahaman yang disampaikan adalah yang berkaitan dengan potensi bencana tersebut,” katanya.
Sebelumnya, kegiatan serupa telah dilaksanakan di SMPN 2 Rawa Sragi dilanjutkan di MTS/MI Miftahul Ulum di Desa Beringin Kencana, Kecamatan Candipuro.
Sebanyak 284 siswa antusias mengikutinya. Kegiatan tersebut dipandu 20 personel Tagana Lampung Selatan dan disaksikan Ketua Tagana Provinsi Lampung Imam Setiawan, Kepala Dinas Sosial Kabupaten Lampung Selatan Wahidi Setiadi, Kepala MTs Nurul Muanif, dan Kepala MI Tawakal.
Kepala Dinas Sosial Provinsi Lampung Sumarju Saeni dalam arahannya mengatakan, tugas pokok Tagana pada saat tanggap darurat yakni di bidang logistik, shelter, dan dapur umum.
Namun, dalam upaya pencegahan yang utama adalah pada saat sebelum bencana terjadi, yaitu tahap kesiapsiagaan, sesuai dengan nomenklatur Taruna Siaga Bencana.
Sumarju mengatakan, dalam operasional penaggulangan bencana, Tagana menganut 3 prinsip yakni:
One Command (Satu Komando)
One Rule (Satu Aturan)
One Corps/Unity (Satu Korsa/Unit).
Sementara itu, Kepala Bidang Banjamsos Dinas Sosial Provinsi Lampung Maria Tamtina menginformasikan, jumlah organisasi sosial yang memiliki slogan “Sigap dan Tanggap” ini sebanyak 543 orang, tersebar di kabupaten/kota se-Lampung.(*)
Laporan Widyaningrum, Wartawan Jejamo.com