Jejamo.com, Kota Metro – Para petani di Kota Metro memutuskan untuk bergotong royong menjalankan program cetak sawah seluas 20 hektare. Hal ini karena memang pemerintah pusat tidak menganggarkan dana untuk kegiatan yang diinisiai oleh Dahlan Iskan, Menteri Badan Usaha Milik Negara di era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.
“Hari ini kami para petani bersama dinas terkait akan gotong royong merampungkan pembangunan saluran irigasi secara swadaya. Sehingga pada musim tanam pertama tahun ini sudah bisa ditanam sebagian dari 20 hektare yang diprogramkan. Kami akan tanam secara bertahap. Program ini baru berjalan sekarang karena kami para petani terkendala biaya,” jelas Suyitno, Ketua Gabungan Perkumpulan Petani Pemakai Air (GP3A) Daerah Irigasi (DI) Sekampung Bunut Kota Metro, setelah musyawarah bersama, Sabtu, 12/11/2016.
Sementara Kepala Dinas Pertanian Perikanan dan Kehutanan (DPPK) Kota Metro Yeri Ehwan menuturkan, berdasarkan amanat dari pemerintah pusat, untuk biaya cetak sawah memang tidak ditanggung pemerintah daerah. Sebab dulu wilayah tersebut sudah pernah dicetak sawah melalui anggaran pemerintah.
“Yang bisa pemerintah tanggung biayanya saat ini adalah saluran air, pengerasan tanggul saluran air, pembangunan embung dan perbenihan serta obat-obatannya. Sebab pada kesepakatan awal, jika air sudah mengalir maka petani juga harus siap. Artinya tidak ada anggaran atau pinjaman dana untuk cetak sawah ini,” jelasnya.
Yeri Ehwan sangat mengapresiasi para petani yang sudah mau bergotong royong memulai program cetak sawah. “Proses tanam padi di areal ini saya pastikan akan lebih dulu jika dibandingkan di wilayah lain. Berapa pun kebutuhan benih kami dari DPPK akan penuhi yakni dengan varietas Nikongga. Belum bisa saya perkirakan berapa yang akan diolah lebih dulu. Yang jelas akan dilakukan secara bertahap dari 20 hektare tersebut,” tambah Yeri.
Laporan Haris Riyanto, Wartawan Jejamo.com