Jejamo.com, Kota Metro – Tidak satu pun makanan khas daerah Lampung tersedia dalam gelaran festival kuliner bertajuk “Sudirman Street Food Kelas 02” yang diselenggarakan oleh Lampung Culinary Community (LCC) di kompleks pertokoan Jalan Sudirman Kota Metro. Padahal, inisiator kegiatan itu mengklaim pihaknya sebagai sebuah komunitas kuliner Lampung.
Dari pantauan di lokasi, diketahui sebanyak 43 pelaku Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) ikut melibatkan diri di ajang tersebut. Mereka menjajakan puluhan macam kuliner modern dan khas kedaerahan. Ada makanan khas Betawi berupa kerak telor, berbagai menu di stan angkringan Menteng, sate khas Madura, makanan Palembang seperti empek-empek serta aneka kuliner khas Solo.
Bahkan, makanan budaya pop luar negeri seperti dimsum, Korean Milk, Thai Tea, takoyaki, makanan laut versi Cina dan kebab Turki juga tersedia. Sayangnya, tidak satu pun makanan khas budaya Sai Bumi Ruwa Jurai dapat ditemukan.
Keresahan itu diungkapkan oleh salah seorang warga Kota Metro, Aan Afrizal. Dia mengaku sedikit tersinggung terhadap kegiatan kuliner tersebut. Pasalnya, dia sebagai keturunan suku Lampung, merasa seolah-olah terasingkan di tengah-tengah tanah leluhurnya sendiri.
“Festival makanan itu kan? Ya lucu memang. Masak iya, macam-macam makanan dari luar Lampung banyak dijual. Itu yang dari daerah Jogja ada, dari Solo ada, dari Betawi ada, bahkan dari luar negeri ada juga lo, malah yang makanan Lampung kok sama sekali gak ada. Ini apa-apaan. Padahal banyak makanan khas Lampung. Apa mereka gak tau atau gimana. Katanya kan yang bikin itu komunitas kuliner di Lampung, lah makanan Lampung malah gak disediakan. Lucu kan?,” cetus Aan, Minggu, 26/2/2023.
Menurutnya banyak makanan khas daerah Lampung yang sebenarnya sudah familiar dan layak untuk ikut serta disajikan dalam festival kuliner semacam itu.
“Ya banyak. Jenis-jenis kue ada banyak sekali yang khas. Ada dodol khas Lampung, ada legit, engkak, sekubal dan lain-lain. Itu kan macam-macam keripik itu juga kan ada juga yang jadi oleh-oleh khas dari Lampung. Makanan berat juga ada banyak. Ada pisro, ghemas, kulak kukut, juga bekasem khas Lampung,” timpalnya.
Terpisah, penggagas ajang Festival Sudirman Street Food Kelas 02, Steven mengatakan pihaknya bakal menggelar kegiatan itu selama 17 hari, terhitung sejak 24 Februari 2023.
“Kali ini kami jadi 17 hari dari tanggal 24 Februari sampai 12 Maret nanti. Kali ini untuk UMKM yang diberdayakan di sini, itu ada 43 totalnya, yang 22 dari Metro dan yang 21 itu dari Bandar Lampung,” ungkapnya.
Sementara itu, Sekretaris Daerah Kota Metro, Bangkit Haryo Utomo memastikan Pemerintah Kota (Pemkot) Metro bakal menggelar acara serupa, tetapi dengan lebih memperhatikan unsur budaya khas lokal dengan melibatkan dan menyediakan kuliner Lampung dalam gelarannya nanti.
“Metro akan bergantian, nanti akan menggelar sendiri juga. Untuk kuliner khas Lampung akan kita gagas juga nanti. Akan kita gagas kapan waktunya, di mana, khusus untuk kuliner khas Lampung,” tandasnya.(*)[Anggi]