Jejamo.com, Poso – Masyarakat di Lore Tegnah dan Lore Peore, Kabupaten Poso, Sulawesi Tengah, merasakan dampak buruk akibat operasi perburuan kelompok teroris Santoso.
Sejak operasi Tinombala 2016 digelar dengan melibatkan 2.000 personel kepolisian dan TNI, mengakibatkan warga sulit mencari penghasilan, terutama bagi mereka yang memiliki ladang.
Pada umumnya, masyarakat menjadi tidak berani untuk bertani dan berkebun. Warga berharap, agar operasi itu bisa segera selesai dengan ditangkapnya kelompok Santoso perekonomian mereka bisa segera kembali normal.
Warga di Lore Tengah dan Lore Peore mengaku, tidak pernah menyangka bahwa perburuan kelompok teroris Santoso di Kabupaten Poso akan berpindah ke sekitar desa mereka dan berdampak besar pada perekonomian mereka.
Sebelumnya, perburuan kelompok Santoso dilakukan di hutan pegunungan Kecamatan Poso Pesisir Utara, Poso Pesisir Selatan, dan Poso Pesisir. Kini, perburuan dilakukan di daerah Lore Tengah dan Lore Peore.
Saripi Tandai (53), warga Desa Rompo, Kecamatan Lore Tengah mengatakan, sejak Operasi Tinombala digelar, dia dan warga lainnya diimbau untuk tidak lagi beraktivitas di kebun mereka yang berada di sekitar hutan.
Imbauan itu tentu sangat memberatkan warga. Meski demikian, warga patuh dan tidak melakukan aktivitasnya di kebun sekitar hutan. Bahkan Saripi mengaku sudah dua minggu sudah tidak lagi pergi ke kebun karena takut menjadi sasaran operasi.
Hal senada diungkapkan Kepala Desa Rompo Geleo Pasragih (49). Dia mengatakan, bila keadaan terus berlarut-larut, maka  dikuatirkan akan berdampak pada perekonomian masyarakat, serta ketersediaan bahan makanan penduduk desa.
Setidaknya saat ini terdapat 10 desa di wilayah itu yang warganya tidak berani beraktivitas di kebun ataupun sawah yang berbatasan dengan hutan. Desa-desa itu berada di dua kecamatan, yakni Kecamatan Lore Tengah dan Lore Peore.
Desa yang berada di Kecamatan Lore Tengah terdiri dari Desa Rompo, Torire, Bariri, Baleura, Hangira, Tempe, dan Doda. Sedang desa di Kecamatan Lore Peore terdiri dari Desa Watutau, Talabaso, dan Betue.
Warga berharap, Operasi Tinombala 2016 dapat segera menuntaskan perburuan kelompok berbahaya itu demi mengembalikan rasa aman masyarakat. Demikian dilansir jejamo.com dari Sindonews.com, Jumat, 25/3/2016.(*)