Jejamo.com, Jakarta – Anggota DPRD DKI Jakarta Ellyzabeth CH Mailoa terlibat cekcok dengan petugas Dinas Perhubungan (Dishub) DKI Jakarta, di Jalan Pegangsaan, Cikini, Jakarta Pusat, Rabu, 10/8/2016.
Penyebabnya, Elsa (sapaan akrab) tak terima sedang Toyota miliknya yang terparkir di pinggir jalan hendak diderek petugas Dishub.
Ribut mulut antara Elsa dan petugas Dishub DKI Jakarta tidak terhindarkan, saat petugas Dishub DKI bersikukuh menderek mobil Elsa yang ditempeli stiker PDIP di bagian pelat nomor polisi.
Keributan berakhir setelah mobil milik Elsa urung diderek. Kesal mendapat perlawanan sengit, Gultom, salah satu petugas Dishub menendang mobil Elsa. Peristiwa cekcok mulut tersebut menjadi tontonan para pengguna jalan.
Pengguna jalan sempat memberikan komentar miring terkait aksi arogan petugas Dishub DKI. “Dia (petugas Dishub) kesal kali PDIP gak dukung atasannya di Pilgub,” celetuk salah satu pengendara sepeda motor.
Menurut Agus (50), pemilik warung kopi, Elsa yang berasal dari Fraksi PDIP, sering menghampiri warung kopinya untuk bertemu dengan konstituenya yang berasal dari daerah Cikini untuk mengetahui permasalahan mereka.
“Hampir setiap pagi sebelum ngantor ibu Elsa mampir berdiskusi di sini. Biasanya setelah dari sini dia langsung ke kantor,” jelas Agus kepada Jejamo.com.(*)
Laporan Ferdian, Kontributor Jejamo.com
Selamat malam redaksi JEJAMO.COM
Saya Denny, ingin melaporkan kasus pembunuhan Ayah saya R. Deddy Sumartono yang terjadi pada tanggal 3 Agustus 2016 kemarin karena dikeroyok dan dipukul hingga terjatuh dan kepalanya menghantam aspal oleh menantunya sendiri DIAN & kakak kandung nya GERI. Ayah saya meninggal dalam perjalanan ke rumah sakit MEDIKA Permata Hijau dikarenakan mengalami gegar otak hebat dan retak/pecah di tengkorak bagian belakang kepalanya.
Saat ini, kasus Ayah saya sudah ditangani oleh pihak Polsek Kebayoran Lama dan pelaku pertama DIAN sudah ditangkap pada tanggal 6 Agustus 2016 dan dipenjarakan di sel polsek tersebut.
Namun hingga berita laporan keluhan ini tertulis, pelaku kedua yaitu GERI masih bebas dan belum dilakukan penangkapan atau penindakan apapun dari kepolisian Kebayoran Lama.
Hal ini tentu saja membuat kami sebagai pihak keluarga korban merasa khawatir dan tidak tenang karena GERI masih bisa berkeliaran dengan bebas. Besar kekhawatiran kami bahwa GERi akan melakukan upaya balas dendam ke rumah keluarga kami karena adiknya DIAN yang sedang di dalam penjara.
Ada kesan menunda – nunda dan memperlambat proses penangkapan dari pihak Polsek Kebayoran Lama, karena hingga saat ini pun polisi yang kami hubungi melalui pesan singkat dan whatsapp terkesan tidak melakukan tindakan kooperatif dengan kami selaku keluarga korban. Adapun pihak penyidik yang menangani kasus pembunuhan Ayah saya bernama WINARNO berpangkat LETNAN dengan nomor HP : 0812.8042.775
Kecurigaan kami makin mencuat setelah kami mengetahui fakta bahwa paman dari pelaku DIAN & GERI adalah tokoh masyarakat terpandang di daerah Serang & Rangkas Bitung bernama HAJI YOGI. Haji Yogi juga merupakan anggota partai politik GOLKAR di daerah Serang & Rangkas Bitung. Kemungkinan bahwa pihak kepolisian menunda – nunda setelah mengetahui fakta ini semakin membuat kami menjadi semakin tidak percaya terhadap pelayanan kepolisian Polsek Kebayoran Lama.
Untuk mempermudah komunikasi & detail kejadian, pihak DETIK bisa menghubungi saya, DENNY di :
HP : 0818.0785.9111 (sms, telpon, whatsapp)
Email : vostro.lima@gmail.com
Alamat : Komplek Lemigas Blok C III No.43 Cidodol Kebayoran Lama
Besar harapan kami selaku keluarga korban agar pihak redaksi JEJAMO.COM bisa membantu kami dalam mengusut kasus ini ke kepolisian Kebayoran Lama, yang menurut kami sangat menunda – nunda proses penindakan hukum yang seharusnya berjalan.
Terima kasih, Wassalam