Jejamo.com, Jakarta – Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution mengatakan pemerintah akan membuka keran impor sapi indukan demi menambah populasi sapi potong domestik yang kini angkanya mengalami penurunan. Berapa banyak kuota impor yang akan diterbitkan, akan diputuskan pekan depan.
“Kelihatannya kita bukan hanya memerlukan impor sapi bakalan (sapi usia muda) namun juga impor sapi indukan karena kini populasi sapi sedang menurun. Akibat hal itu, maka tidak heran harga sapi kini naik,” terang Darmin di kantornya seperti dilansir jejamo.com dari CNN Indonesia, Jumat, 28/8/2015.
Dengan upaya ini, ia berharap populasi sapi dalam negeri bisa kembali ke angka seperti angka Sensus Pertanian pada 2012, di mana pada saat itu Indonesia memiliki 14,17 juta ekor sapi potong.
Untuk kembali memenuhi angka tersebut, Darmin berhitung dibutuhkan empat hingga lima tahun jangka waktu impor sapi indukan. Ia tidak menyebut asal impor sapi yang dimaksud, tapi ia mengatakan bahwa pelaksanaan impor harus dilakukan sesegera mungkin demi mencegah depopulasi yang semakin parah.
Sebagai informasi, Sensus Pertanian Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat adanya penurunan populasi sapi potong sejak 2011. Pada tahun itu, jumlah sapi potong mencapai 16,73 juta ekor dan menyusut 15,3 persen menjadi 14,17 juta ekor pada 2012.
Pada tahun 2013, angka tersebut menurun kembali menjadi 12,32 juta ekor atau anjlok lagi sebesar 13,05 persen. Darmin menduga bahwa depopulasi ini terjadi akibat semakin banyaknya induk sapi yang dipotong demi memenuhi kebutuhan sapi dalam negeri.
“Prinsip peningkatan populasi sapi potong ini adalah induknya, yang penting induknya ada. Untuk jumlah angka yang diekspor, nanti kami akan beritahukan Minggu depan setelah rapat teknis terkait kalibrasi data daging bersama instansi lain rampung dilaksanakan,” tutur Darmin.(*)