Senin, November 11, 2024

Top Hari Ini

Terkini

Terjaring Razia Operasi Zebra, Seorang Pemuda asal Sulawesi Selatan Tewas Dianiaya Polisi

Operasi Zebra | ist

Jejamo.com, Bulukumba– Seorang pemuda asal Kabupaten Bulukumba, Sulawesi Selatan, Zaenal Abidin (19) akhirnya meninggal dunia saat menjalani perawatan atas dugaan penganiayan oknum polisi saat operasi zebra 2017.

“Anak saya meninggal di Rumah Sakit Faisal Makassar, kemarin, kira-kira pukul 12.50 WITA, saat itu tidak sadar katanya koma waktu dibawa ke rumah sakit,”ujar Ibu kandung korban, Dahlia, dikonfirmasi, Senin (6/11).

Kejadian tersebut terjadi saat korban terjaring razia dalam operasi Zebra 2017 pada Sabtu (4/11) sekira pukul 11.00 WITA digelar Satlantas Polres Bulukumba di Desa Tabuttu, Kecamatan Ujung Loe, Kabupaten Bulukumba, Sulsel.

Dahlia menuturkan, anaknya kala itu berpamitan akan berangkat ke Kota Kabupaten Bulukumba dari rumahnya di Kecamatan Ujungloe. Setelah berangkat bersama rekannya berboncengan ditengah perjalanan menemukan razia, rekannya kemudian kaget langsung memutar balik.

Namun saat ingin berbalik arah untuk menghindari razia, petugas berhasil menahan mereka. Anaknya kemudian dibawa lalu dipukuli petugas dengan alasan polisi ingin melarikan diri saat operasi.

“Zaenal bilang dipukul pake HT (Handy Talky) di kepalanya, saat dirumah beberapa kali muntah, lalu pingsan, saya bawa ke Puskesmas Ujungloe, tapi pihak puskemas menulis rujukan ke RS Sultan Dg Raja Bulukumba, tapi karena gawat dirujuk ke Rumah Sakit Faisal Makassar, tidak lama anak saya meninggal,” ucapnya terisak sedih.

Meski dirinya tidak terima dengan kejadian menimpa anaknya, namun Dahlia berharap agar Kepolisian tidak menyepelehkan masalah tersebut, kendati oknum polisi sebagai pelaku utama menghilangkan nyawa anaknya segera diproses hukum, walapun pimpinannya telah meminta maaf dan siap bertanggungjawab.

“Semoga pelaku anak saya bisa mendapatkan hukuman setimpal dengan perbuatannya. Apakah memang polisi seperti itu saat razia dan harus memukul orang sampai meninggal,” harapnya dengan nada kecewa bercampur haru.

Sementara Kapolres Bulukumba Kapolres Bulukumba AKBP M Anggi Naulifar Siregar saat dikonfirmasi wartawan mengatakan siap bertangungjawab atas kejadian tersebut dan akan memberikan sanksi kepada oknum polisi yang dimaksud.

“Saya selaku Kapolres memohon maaf atas kejadian ini. Saya bertangungjawab kepada keluarga korban. Untuk anggota yang terlibat sudah dalam proses pemeriksaan. Dan anggota tersebut mengakui dan siap menerima sanksi dan hukuman yang berlaku,” katanya saat dikonfirmasi wartawan

Kejadian ini pun mengundang reaksi anggota DPR Akbar Faizal dan telah menghubungi Kapolda Sulsel Ijren Pol Muktiono serta pihak Polres Bulukumba untuk segera menyelesaikan persoalan itu. Dirinya juga prihatin atas prosedur penanganan kepolisian saat razia yang diduga menggunakan kekerasan.

“Informasi saya terima, katanya almarhum dan rekannya dihalau petugas saat razia, saat itu ada petugas menggunakan HT, rekannya menunduk sehingga tangan petugas yang memegang HT mengenai pelipis korban,” katanya melalui pesan diterima melalui media sosial Whatsup.

Terkait dengan kejadian itu, kata legislatior Dapil 2 Sulsel ( Kabupaten Sinjai, Bone, Maros, Bulukumba, Pangkep, Barru, Soppeng, Wajo, dan Kota Parepare) mengatakan pihak Polres telah mengambil langkah-langkah kemanusiaan dengan menemui keluarga korban termasuk mengurisi pemakamannya.

Kapolres Bulukumba ikut mengantar jenazah korban ke Jeneponto, tanah kelahiran Zaenal Abidin. Sementara oknum petugas yang bersangkutan sudah diproses dan sudah ditahan. Sementara dari Propam Polda telah diturunkan guna menyelidiki kasus ini.

“Petugas yang melakukan itu mengakui atas tindakannya meski tanpa unsur kesengajaan dan siap bertanggungjawab menerima risiko dari tugasnya sebagai polisi,” tambah Akbar. (Antara)

Populer Minggu Ini