Jejamo.com, Lampung Tengah – Suparta (30), warga Kampung SB 17 Seputih Banyak Kabupaten Lampung Tengah merupakan satu dari beberapa korban kerusuhan di Kampung Gunung Terang, Kabupaten Tulang Bawang Barat, Jumat, 11/3/2016 lalu.
Keluarga yang ditinggalkan menuntut keadilan agar pihak kepolisian dapat segera menangkap pelaku. Pasalnya kepergian almarhum meninggalkan duka yang sangat mendalam bagi keluarga.
Suparta meninggalkan seorang istri bernama Sri dan anak laki-lakinya bernama Hadri yang baru berusia 5 tahun. Istri korban hanya bisa pasrah atas kejadian yang dialami suami tercintanya.
“Kita hanya minta keadilan. Pelaku pembunuhan suami saya secepatnya harus ditangkap,” ucap Sri, istri almarhum.
Tanggung jawab yang diemban Sri kini semakin berat, karena harus mengurus dan membesarkan buah hatinya seorang diri. Pihaknya juga meminta agar pelaku pembunuhan dihukum semaksimal mungkin.
“Saya ingin pembunuh suami saya di hukum mati ini untuk keadilan, cukup suami saya yang jadi korban, jangan terulang kembali,” terangnya.
Sri mengungkapkan bahwa pada hari Jumat pagi, suaminya sempat menelepon namun tidak sempat terjawab lantaran Sri sedang mengantar anaknya ke sekolah, sementara ponsel tertinggal dirumah. “Pada sore hari saya bel tidak diangkat, dan malam hari saya diberitahu keluarga bahwa suami saya telah meninggal dunia,” ungkapnya.
Sementara Wakil Bupati Lampung Tengah, Loekman Djoyosoemarto meminta kepada warga setempat agar jangan terpancing dengan hal apapun, terutama warga suku bali di Lampung Tengah.
“Saya turut berbela sungkawa atas musibah yang menimpa Suparta. Serahkan semua pada aparat berwajib guna meneruskan proses hukumnya. Saya minta kepada masyarakat Lampung Tengah, agar tidak terprovokasi,” ujar Loekman saat mengunjungi rumah duka.(*)
Laporan Raeza Handani, Wartawan Jejamo.com