Jejamo.com – Tewasnya Wayan Mirna yang tak wajar dan diduga karena adanya racun dalam minuman kopi yang ia konsumsi dibenarkan polisi. Kematian yang tak wajar itu semakin menguatkan dugaan polisi bahwa wanita itu meninggal karena sengaja diracun seseorang.
Dugaan jika tewas akibat diracun itudibenarkan pihak kepolisian setelah menganalisa hasil uji Laboratorium Forensik Polri.
Proses kematian tidak wajar itu dialami Mirna sesaat setelah minum es kopi Vietnam di Restoran Olivier, Grand Indonesia, Jakarta. Berdasarkan hasil pemeriksaan laboratorium forensik, diketahui jika pada salah satu sampel kopi yang ia minum mengandung zat racun sianida.
“Saya dapat kabar dari Labfor informal jam 9 pagi tadi, bahwa satu sampel kopi mengandung zat yang diduga sianida,” kata Direskrimum Polda Metro Jaya Kombes Pol Krishna Murti, Minggu, 10/1/2016. Seperti dikutip Liputan6.com.
Krishna menjelaskan, tim labfor langsung memeriksa beberapa sampel kopi tak lama setelah tewasnya Mirna. Berdasarkan hasil labfor itu diketahui kematian Mirna memang karena suatu sebabyang bukan alamiah. “Betul Mirna diduga mati tidak wajar setelah meminum kopi,” katanya.
Namun hasil ini masih membutuhkan pemeriksaan tambahan dengan kecocokan hasil autopsi Mirna. “Ada 6 sampel kopi yang diperiksa tim labfor. Ini sekarang belum tahu karena masih dalam proses secara laboratoris. Kepastiannya besok. Akan dibandingkan dengan hasil autopsi,” paparnya.
Krishna lebih lanjut menjelaskan, hasil autopsi Mirna membuktikan bahwa organ tubuh bagian dalamnya mengalami kerusakan. “Kerusakan di lambung, hati, dan empedu. Langsung dikirim ke labfor dan hari ini dilakukan pemeriksaan,” terangnya.
Wayan Mirna tewas setelah meminum kopi Vietnam di restoran Grand Indonesia, Jakarta Pusat Rabu 6 Januari 2016. Saat itu, Mirna tengah ngopi bersama dua rekannya dalam rangka temu kangen.
Setelah pesanan kopi Vietnam datang, Mirna langsung meminumnya. Baru beberapa teguk, tiba-tiba tubuhnya kejang-kejang.
Petugas restoran lalu membawa Mirna ke klinik yang ada di pusat perbelanjaan itu. Karena alat tidak memadai, Mirna lalu dibawa ke Rumah Sakit Abdi Waluyo, Menteng, Jakarta Pusat. Namun nyawanya tak bisa tertolong lagi.(*)
Liputan6.com