Jejamo.com, Bandar Lampung – Ikatan Alumni (IKA) Politeknik Negeri Lampung (Polinela) menggelar seminar tentang peningkatan daya saing masyarakat dalam bidang pertanian, khususnya rempah-rempah di Gedung S Politeknik Negeri Lampung, Sabtu, 30/4/2016.
Dalam seminar ini, IKA Politeknik Negeri Lampung mengundang narasumber muda Eksportir Rempah-Rempah, Adi Pramudya. Tujuan digelarnya seminar ini agar para kelompok tani dapat meningkatkan kapasitas, menciptakan peluang usaha, membangun pasar produk, dan memperkuat jaringan bersama untuk membangun negeri.
Dalam pemaparannya Adi Pramudya, para kelompok tani harus berani, berinovasi dan kreatif, khususnya di era pasar modern seperti saat ini. “Kelompok tani harus berani menjembatani perdagangan dengan pertanian dan menyuarakan itu,” kata Adi.
Ia menjelaskan, para kelompok tani harus bisa membuat solusi permasalahan agar tidak bergantung dengan pemerintah dengan memanfaatkan teknologi seperti website, Facebook untuk memasarkan hasil pertaniannya.
“Saya kecewa dengan pemerintah pada 2012 lalu yang berwacana mau ada singkong bio etanol. Akhirnya petani singkong menanam semua. Namun kenyataannya semua benar-benar omong kosong. Karena pemerintah mengimpor singkong dari Vietnam dan Thailand yang membuat harga singkong hancur, ” ujarnya.
Oleh karena itu, lanjut dia, sebaiknya kelompok tani dapat mencari solusi dengan membuat koperasi yang bekerjasama dengan perusahaan dan agen dengan membuat perjanjian tertulis secara hukum.
“Indonesia kan negara hukum, bukan ngomong aja. Jadi tidak akan ada lagi perusahaan yang membohongi para petani lagi. Padahal, apabila sehari saja petani tidak mau ngeluarin beras, maka orang kaya akan demo. Nah sekarang petani kok malah diginikan,” ujarnya.
Ketua IKA Politeknik Lampung, Gus Warman mengatakan bahwa seminar ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas serta etos kerja para petani, khususnya alumni politeknik Negeri Lampung.
“Dengan adanya program rempah-rempah ini diharapkan bisa meningkatkan penghasilan, kualitas serta adanya kesejahteraan petani,” ucapnya.
Sementara itu, pengusaha rempah-rempah Amerika Serikat, Faisal mengatakan bahwa peluang bisnis jahe merah di Amerika serikat sangat pesat. Pasalnya, harga satu loki jahe merah di Amerika Serikat mencapai 50 dollar.
” Jahe Merah ini nantinya dapat menggantikan alkohol (wine) untuk menghangatkan badan. Dan Masyarakat sana penasaran dengan jahe merah ini. Karena minuman ini selain dapat menghangatkan badan, juga menyehatkan, berbeda dengan Wine yang merusak badan,” tandasnya. (*)
Laporan Arif Wiryatama, Wartawan Jejamo.com