Jejamo.com, Bandar Lampung – Para orangtua harus mengetahui lima emosi dasar seperti adanya perhatian yang baik, pengakuan, penghargaan, kemandirian, cinta, bermain, santai, rasa aman dan nyaman agar anak tidak terkungkung di dalam emosi dirinya sendiri.
“Anak-anak yang sering marah, sering kali disebabkan karena anak tidak bisa mengindentifikasi marahnya, sehingga melalui marah itu mereka mencoba menghancurkan emosinya sendiri,” kata Kata Pakar Neurosains, dr Amir Zuhdi, dalam Workshop Parenting yang digelar Pos Keadilan Peduli Umat (PKPU) Lampung di Hotel Grand Anugerah, Sabtu, 28/5/2016.
Menurutnya permasalahan serius di keluarga dan ketidakmampuan dalam memberikan emosi dasar yang dibutuhkan dapat menyebabkan anak lari dan tidak nyaman saat didalam rumah.
“Anak akhirnya cenderung menutup diri di kamar, bermain di tempat tetangga ataupun temannya. Dari sini kenakalan remaja bisa terbentuk kalau lingkungan sekitar tidak memberikan sisi positif,” ungkapnya.
Oleh karena itu, segala sesuatu yang berpotensi menstimulasi tumbuh kembang otak anak adalah bagian penting dari pengasuhan anak.
Sedangkan, segala sesuatu yang berpotensi merusak tumbuh kembang otak anak adalah hal yang penting yang harus dihindari dari pengasuhan anak.
Berikut 6 langkah para orangtua dalam melatih emosi anak :
- Menyadari emosi anak yang sedang terjadi.
- Mengakui emosi anak.
- Mendengarkan dengan empati.
- Meneguhkan/menghargai emosi anak.
- Melabeli emosi anak.
- Menentukan batasan emosi anak. (*)
Laporan Arif Wiryatama, Wartawan Jejamo.com