Jejamo.com, Tulangbawang Barat – Usaha budidaya ayam potong memiliki risiko kegagalan yang tinggi bila tidak dijalankan dengan standar yang baik. Banyaknya jenis penyakit unggas bisa membuat ayam potong gagal panen.
Hal itu diantisipasi dengan baik oleh Rusidi, peternak ayam potong dari Tiyuh Daya Asri, Kecamatan Tumijajar, Kabupaten Tulangbawang Barat.
Ia selalu menerapkan penyemprotan kandang dengan menggunakan steam dan kapurisasi tak lama setelah panen ayam.
“Setelah ayam panen kandangnya harus dibersihkan menggunakan steam dan dikapur supaya kandang tidak ada peyakit. Setelah bersih baru bibit dimasukkan kembali,” jelasnya kepada jejamo.com, Sabtu, 2/4/2016.
Selain itu untuk mencegah penyakit, ayam usia 12 dan 19 hari diberi vaksin dengan cara dicampur di dalam minuman. Selain itu penyemprotan kandang dilakukan setiap hari untuk menghindari penyakit.
“Untuk ayam usia 14 hari, makanan harus selalu tersedia. Saya menyiasatinya dengan memberikan pakan dua kali sehari dengan jumlah yang sudah ditentukan,” jelasnya.
Sedangkan untuk makanan menggunakan konsentrat MS 40 HG untuk ayam usia 0-12 hari, kemudian usia 12-24 hari menggunakan konsentrat MS 42 HG dan Usia 24 hari sampai dijual menggunakan konsentrat MS 44 HG.
Untuk ayam potong yang dipelihara oleh Rusidi ada dua jenis yaitu jenis Platinum dan Ibal. “Ayam platinum bisa dipanen saat berusia 32 hari dengan berat 1,8 kg. Ayam ibal berusia 28 hari berat 2 Kg. Terhitung satu ayam bisa menghabiskan pakan 3 Kg sampai ayam terjual,” tandasnya.(*)
Laporan Buhairi Aidi dan Rengki, Wartawan Jejamo.com