Jejamo.com. Bandar Lampung – Surono Danu atau Mbah Rono, begitu ia biasa dipanggil. Pria nyentrik berusia 67 tahun yang dikenal sebagai kader sekaligus tokoh PDIP itu sempat mencuat beberapa waktu lalu sebab dukungan politiknya yang berseberangan dengan sikap DPD PDIP Lampung.
Jejamo.com secara khusus berkesempatan bertemu dengannya mendapatkan keterangan mengenai sikapnya terhadap DPD PDI Lampung, Kamis, 22/2/2018.
Surono Danu menuturkan, kaderisasi dalam tubuh PDIP telah bergeser dari visi politik Soekarno yang ingin memperjuangkan kedaulatan pangan. Kalimat terakhir merupakan alasannya bergabung dengan PDIP.
Oleh karena itu, ia menggangap sosok Mukhlis Basri yang paling layak menjadi ketua PDI Lampung sebab Mukhlis adalah anak petani dan pasti lebih memikirkan petani.
“Mukhlis yang paling layak, dia anak petani,” jelas Surono Danu.
Surono Danu mengaku secara resmi sudah 12 kali mengirim surat pengunduran diri langsung pada DPP PDIP, namun tak kunjung dipecat. Ia mengakui sikapnya tersebut merupakan bentuk protes karena Mukhlis Basri tidak terpilih sebagai ketua DPD PDIP Lampung.
Saat disinggung seputar perbedaan sikapnya secara gamblang, ia mengatakan kekecewaanya pada kepengurusan yang sekarang. Namun hal tersebut tidak sedikitpun mengurangi loyalitasnya pada partai.
Sebab, baginya, hanya PDIP yang paling peduli terhadap petani dan paling serius ingin mewujudkan kedaulatan pangan.(*)
Laporan Esha Enanda, Wartawan Jejamo.com