Jejamo.com, Lampung Selatan – Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Lampung Selatan mengikuti Rapat Koordinasi (Rakor) Pengendalian Inflasi Daerah 2023 yang diselenggarakan oleh Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) Republik Indonesia (RI) secara virtual meeting.
Rakor pada minggu kedua di Desember itu diikuti TPID Lampung Selatan yang dipimpin oleh Kepala Bagian Perekonomian, Marlena, Senin, 11/12/2023.
Sementara itu, Rapat Pengendalian inflasi secara terpusat dipimpin langsung oleh Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Tito Karnavian. Dalam kesempatan itu, Titomengingatkan agar seluruh daerah dapat lebih waspada terhadap tren kenaikan inflasi pada Desember.
Apalagi mengingat pada 2 bulan sebelumnya telah terjadi kenaikan inflasi. Di mana pada Oktober kenaikan terjadi sebesar 0,17 persen dan pada November sebesar 0,38 persen. Kemudian, jika diliat dari perkembangan inflasi tahun ke tahun dari November 2023 terhadap November 2022 sebesar 2,86 persen.
Oleh karena itu, Mendagri Tito khawatir akan terjadi kenaikan inflasi hingga mencapai angka 3 pada Desember. Kenaikan inflasi ini menjadi hal yang sangat diwanti-wanti menjelang peringatan Natal dan tahun baru 2024.
“Sekarang kita di angka 2,86 persen. Tapi kita harus melihat tren selama 2 bulan terakhir terjadi peningkatan dari dari yang terendah 2,2 persen pada bulan September, naik ke 2,56 persen pada bulan Oktober dan sekarang naik 2,86 persen pada bulan Desember,” ujarnya.
“Jika tidak kita atasi dan kita cermati artinya bulan depan ada potensi kenaikan inflasi pada angka 3 persen. Angka 3 persen ini merupakan angka yang perlu diwaspadai, sedangkan jika kita mampu mempertahankan pada angka 2 persen, ini masih aman,” imbuhnya.
Sementara itu, jika dilihat dari Indeks Perkembangan Harga (IPH) sebagai proxy inflasi pada minggu pertama di Desember 2023, Tito menyampaikan, kenaikan harga tertinggi terjadi di Sulawesi Utara sebesar 5 persen. Kemudian, penurunan harga terjadi di Nusa Tengggara Barat sebesar -1,17 persen.
Untuk saat ini kenaikan harga barang di pasaran pada sektor pangan masih didominasi oleh komoditas cabai rawit dan cabai merah. Kemudian disusul dengan kenaikan harga pada komoditas lainnya, seperti gula pasir, bawang, pisang, beras dan lain lain.(*)