Jejamo.com – Sehari setelah badan PBB untuk bidang pendidikan dan kebudayaan (UNESCO) menyetujui resolusi untuk mengkritik kebijakan brutal Zionis, Pemerintah Israel kemudian menangguhkan kerjasama dengan badan tersebut.
UNESCO mengecam Israel karena mencegah umat Islam memasuki area Masjid al-Aqsa. UNESCO pun mengatakan Israel sebagai rezim penjajah karena melakukan penyitaan tanah di wilayah Palestina terutama di Tepi Barat. Al-Aqsa merupakan tempat ketiga paling suci bagi umat Islam, yang dicaplok Israel setelah invasi pada tahun 1967.
Resolusi yang dikeluarkan UNESECO yang dikemukakan oleh Aljazair, Mesir, Lebanon, Maroko, Oman, Qatar dan Sudan mendapat dukungan dari 24 negara, enam negara menolaknya , dan 26 negara abstain.
Enam negara yang menolak resolusi tentang Israel adalah Estonia, Jerman, Lithuania, Belanda, Inggris dan Amerika Serikat. Sementara Cina, Rusia, Meksiko, Afrika Selatan dan Pakistan merupakan beberapa negara yang mendukung resolusi UNESCO.
“Pesan inisangat jelas kepada Israel bahwa mereka harus mengakhiri penjajahan dan mengakui negara Palestina. Selain itu rezim Zionis harus mengakui Yerusalem sebagai ibukota Palestina yang merupakan kawasan suci bagi penduduk Islam dan Kristen,” kata Nabil Abu Rudeineh, juru bicara Presiden Palestina, Mahmoud Abbas.
Status Yerusalem merupakan isu paling lama untuk menemukan penyelesaiannya sejak puluhan tahun lalu ketika Palestina berjuang untuk mendapatkan kemerdekaannya.(*)
Kompas.com