Jejamo.com, Bandar Lampung – Untuk melestarikan budaya Lampung, mahasiswa Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FKIP Unila menggelar upacara dan arak-arakan perkawinan adat Lampung Sai Batin, Jumat, 13/10/2017.
Arak-arakan yang dimulai dari depan gedung FKIP Unila ini dibuka dengan selawat dari Syekh, rombongan penabuh rebana, dan pesilat.
Sebanyak 50 orang berjejer rapi, dimulai dari pesilat, ruddat, hulubalang, pengantin, hingga rombongan tamu yang dibungkus dengan kadang alang atau kain putih.
Alfanny Pratama F, mahasiswa yang juga pesilat, mengaku dengan langsung praktik seperti ini bisa langsung paham setiap peran sebab semuanya memiliki makna.
“Kami belajar cara penyusunan tim arak-arakan dan dituntut mengenal bahkan paham setiap detail makna setiap peran dan prosesnya. Misalnya saat jalan sambil jalan kami selalu berselawat,” ujarnya melalui rilis, Minggu, 15/10/2017.
Acara yang merupakan bagian mata kuliah Seni Pertunjukan Indonesia ini dihadiri dosen penanggung jawab Eka Sofia Agustina dan Riyan Hidayatullah, serta praktisi seni Andi Wijaya.
Widayatul Eko S, ketua kelompok, berharap, acara ini menandakan masih ada usaha menjaga dan melestarikan adat Lampung.
Setelah arak-arakan, dilanjutkan ngadok buka pintu yang ditunggu orangtua pengantin perempuan dan dilanjutkan membaca sastra, hingga pemberian gelar dengan dipukulnya canang.(*)
