
Jejamo.com, Tanggamus – Seorang guru mengaji cabul di Kotaagung mengaku khilaf dan menyesali perbuatannya. Dia berharap bisa bersilaturrahmi untuk meminta maaf kepada keluarga korban.
Hal tersebut disampaikan tersangka RH saat pers rilis di Mapolres Tanggamus, Senin, 1/11/2021. Dirinya berharap bisa bersilaturrahmi untuk menyampaikan permintaan maaf kepada keluarga korban, sekaligus berharap mereka bisa memaafkan keluarganya, istri serta anak-anaknya.
Kasat Reskrim Polres Tanggamus, Iptu Ramon Zamora mengatakan, berdasarkan laporan orang tua korban, Polres Tanggamus menangkap oknum guru ngaji yang mencabuli 7 muridnya yang masih di bawah umur. Polisi juga mengamankan barang bukti baju koko warna putih, sarung, dan hasil visum et repertum.
Iptu Ramon mengungkapkan, aksi tidak senonoh RH dilakukan di kamar mandi rumahnya di Kecamatan Kotaagung, Kabupaten Tanggamus pada Senin, 18 Oktober 2021, sekitar pukul 16.30 WIB.
Aksi tersebut terungkap saat salah seorang korban berinisial A yang berusia 9 tahun pada hari Minggu, tanggal 24 Oktober 2021, mengeluhkan sakit pada alat kelamin ketika hendak buang air kecil. Ibu korban pun menanyakan kepada korban apa yang terjadi.
Kemudian pelapor mendatangi orang tua masing-masing anak dan menceritakan kejadian tersebut. Orang tua anak yang menjadi korban pencabulan tidak terima dengan hal tersebut dan melapor ke Polsek Kotaagung.
Iptu Ramon Zamora yang mewakili Kapolres Tanggamus AKBP Satya Widhy Widharyadi mengatakan, RH dikenakan Pasal 82 Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2017 tentang Penindungan Anak di mana ancaman minimal 5 tahun maksimal 15 tahun penjara.
“Atas perbuatannya tersebut, tersangka RH terancam hukuman 15 tahun penjara. Saat ini tersangka ditahan di Rutan Polres Tanggamus dan masih dalam tahap pengembangan lebih lanjut,” kata Iptu Ramon Zamora yang didampingi Kasubbag Humas Polres Tanggamus Iptu M. Yusuf.(*)