Jejamo.com, Kota Metro – Pemerintah Kota Metro menggelontorkan dana sebesar Rp1,65 miliar untuk penanganan pasien Covid-19 yang melakukan isolasi mandiri atau isoman. Dana tersebut disaluran ke 22 kelurahan di lima kecamatan di Kota Metro.
Hal tersebut disampaikan Kabid Anggaran Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (BPKAD) Kota Metro Diah Widiyani.
“Setiap kelurahan diberi anggaran penanganan Covid-19 sebesar Rp75 juta. Untuk meningkatkan kinerja kelurahan dalam memperkuat satgas dan KTN. Nah, yang mengelola kelurahan. Dari bulan April sudah dialokasikan. Total anggaran Rp1,65 miliar, terealisasi hingga saat ini sebesar Rp 813,5 juta atau 49,31 persen. Untuk bantuan sembako terhadap warga yang melakukan isoman bersumber dari dana tersebut, disediakan dalam paket sembako sekitar 10 sampai 20 saja, untuk jaga-jaga jika bantuan paket sembako dari Dinsos terlambat,” jelas Diah Widiyani
Dengan anggaran dana tersebut, diharapkan dapat memaksimalkan penanganan Covid-19 di tiap kelurahan. Sementara itu, Wali Kota Metro Wahdi Siradjuddin, menyampaikan agar masyarakat memperhatikan kembali adanya varian Delta Covid-19. Saat ini masyarakat yang sedang melakukan isolasi mandiri membutuhkan perhatian.
“Kesadaran dari masyarakat yang sedang isolasi sesungguhnya tinggi, tetapi terkendala keterbatasan ekonomi. Untuk itu, penting sekali aparat di kelurahan dan kecamatan untuk meningkatan sarana dan prasarana, terkait ketersediaan keperluan masyarakat.,” kata Wahdi.
Terpisah, salah satu lurah di Kota Metro yang dikonfirmasi Jejamo.com melalui sambungan telepon menyampaikan, bantuan penanganan Covid-19 di kelurahan sebesar Rp75 juta yang bersumber dari APBD tersebut, dinilai belum maksimal, dikarenakan belum tersalurkan sepenuhnya.
“Memang setiap kelurahan mendapatkan bantuan Rp75 juta guna penanganan Covid-19, namun dana tersebut tidak langsung disalurkan, kami baru menerima Rp25 juta pada bulan Juli, sisanya belum ada kabar lagi, dan itu pun sudah habis dan tidak cukup,” kata lurah tersebut kepada Jejamo.com, Minggu, 8/8/2021.
Ia juga menyampaikan, Rencana Kerja dan Anggaran (RKA) pasien isoman sebesar Rp75 juta ada di tiap kecamatan.
“Dana yang kami terima baru 25 juta, itu juga pembelanjaannya sudah diatur dalam RKA, seperti alat pelindung diri (APD) sebanyak dua buah, sembako 10 paket dan alat lainnya, dan sudah habis. Itu juga tidak cukup untuk penanganan pasien Covid-19 yang menjalani isoman. Kalau kami berharap, bila memang dana tersebut diperuntukkan penanganan KTN, tolong dimaksimalkan, agar kami juga lebih maksimal,” tambahnya.(*)[Abid Bisara]