Kamis, November 7, 2024

Top Hari Ini

Terkini

Wali Kota Metro Klaim Hasil Panen Padi Surplus

Wali Kota Metro Wahdi saat menghadiri panen raya di Margodadi, Senin, 18/7/2022. | Dok. 

Jejamo.com, Kota Metro – Wali Kota Metro, Wahdi Siradjuddin, mengatakan hasil panen padi di Bumi Sai Wawai terbilang surplus. Menurutnya konsumsi gabah masyarakat bekisar 15 ribu ton per tahunnya, sementara akumulasi hasil panen pada tahun 2022 sekitar 30 ribu ton.

Hal itu diungkapkannya setelah menghadiri kegiatan panen raya Masa Tanam (MT) II di Kelurahan Margodadi, Kecamatan Metro Selatan, Senin, 18/7/2022.

“Kita dalam satu kali masa tanam, bisa panen 14 ribu sampai 15 ribu ton gabah, jadi, terbilang masih surplus lah,” ucapnya.

Selain itu, pihaknya juga akan melakukan penanaman kedelai pada 63 hektare lahan pertanian di Kota Metro.

“Kita juga tadi tanam kedelai, diperkirakan ini sudah pas waktunya tanam dan akan siap panen di November mendatang,” tambahnya.

Di tempat yang sama, Kepala Balai Pelatihan Pertanian Provinsi Lampung, Abdul Roni Angkat mengatakan pihaknya akan mendukung petani lokal, di Metro khususnya, agar mendapatkan hasil panen yang maksimal.

“Seperti yang kita pahami, ini banyak harga-harga komoditas bahan pokok yang sebenarnya ditentukan di Metro,” tuturnya.

“Jadi, mereka bawa ke sini dulu, baru nantinya di lempar ke daerah lain, terutama komoditas cabai juga seperti itu,” sambungnya.

Oleh sebab itu, ke depan, pihaknya akan mengupayakan untuk memberikan pelatihan dan pemberdayaan terhadap para petani untuk meningkatkan hasil panennya.

Sementara itu, Kepala Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian dan Perikanan (DKP3) Kota Metro, Heri Wiratno menyimpulkan jika Kota Metro dapat menghasilkan hasil panen yang maksimal, maka, akan dapat menghasilkan sekitar Rp54 Miliar dalam sekali masa panen.

“Untuk estimasi per hektarenya, kita bisa menghasilkan 6 ton, di mana Kota Metro ada sekitar 2.445 hektare luasan pertanian padi kita, lalu dikali harga 4.200 itu kita akan ada putaran uang sekitar Rp54 miliar sekali panen,” paparnya.

Menurutnya, untuk harga Rp4.200 ini, diprediksi akan semakin mahal nantinya. Lantaran hasil panen akan semakin berkurang setiap harinya dan ditunjang dengan cuaca yang saat ini mendukung untuk masa tanam.

Dijelaskannya, kendala masa tanam di musim kemarau ini yaitu kapasitas air yang tersedia.

“Jadi, terkadang di musim kemarau seperti ini banyak petani yang tidak sesuai kesepakatan, di mana air sudah dialirkan lalu petani masih puasa tanam, dengan artian jadwal tanamnya belum dipenuhi secara maksimal,” bebernya.

Namun, hal tersebut tidak mempengaruhi capaian tanam Kota Metro, di mana target yang masih kurang dapat dipenuhi pada bulan Oktober tahun 2022 ini.

“Kita kurang lebih sudah mencapai 86 persen dan akan kita penuhi Oktober nanti. Untuk pupuk kita yang bersubsidi hanya memenuhi kebutuhan 46 persen. Tetap harus pakai swadana petani juga,” tukasnya.(*)[Anggi]

Populer Minggu Ini