Jejamo.com – Sejumlah anggota delegasi asing terheran-heran dengan Pilkada di Indonesia yang menggunakan paku untuk mencoblos surat suara. Hal ini terungkap saat para delegasi asing diajak oleh komisioner KPU untuk menyaksikan proses pilkada serentak, Rabu 9/12/2015.
“Saya lihat di TPS kalian menggunakan paku untuk memilih calon. Kenapa masih memakai paku?” ujar Won Jung, delegasi asal Korea. Ia sendiri mengaku kaget melihat paku digunakan dalam pemilu Indonesia.
Berbeda di negaranya, keberadaan paku justru akan menyinggung masyarakat Korea, karena dianggap sangat menyakitkan hati.
Menjawab pertanyaan tersebut, Komisioner KPU Hadar Nafis Gumay menjawab pada pemilu tahun 2004 sebenarnya Indonesia sudah tidak lagi menggunakan sistem coblos, tetapi dengan cara memcontreng.
Namun, kata Hadar, pada saat itu tingkat suara tidak sah justru tinggi. Karena ada beberapa pemilih yang mencontreng tidak sesuai aturan dan membuat suara tidak sah.
“Makanya kami kembali ke cara awal dengan menggunakan paku. Terbukti efektif mengurangi jumlah suara yang tidak sah,” ujar Hadar seperti dikutip kompas.com. Meski kuno, Hadar mengatakan, menggunakan paku terhitung masih efektif untuk diterapkan di Indonesia. (*)
