Jejamo.com, Lampung Selatan – Warga Desa Pemanggilan dan semua pengguna akses perlintasan kereta api di Serbajadi II Desa Pemanggilan, Natar, Lampung Selatan, keberatan rencana penutupan akses itu oleh PT KAI.
Supino, Ketua RT 5 Desa Pemanggilan, mengatakan, Kamis yang lalu, PT KAI dan Dinas Perhubungan setempat akan menutup jalan itu. Padahal, ribuan warga membutuhkan akses itu. Apalagi di seberang rel itu ada perguruan Trisukses yang menaungi Pondok Pesantren Nurul Huda, TK, SD, SMP, SMA, dan SMK Trisukses.
Supino mengatakan, sejauh ini penutupan itu belum dilakukan karena warga menolak. Supino bilang, warga juga sudah menggaji satu petugas yang 24 jam menjaga perlintasan itu.
“Supaya enggak ada kejadian kereta menabrak kendaraan,” kata dia, Minggu, 16/12/2018.
Supino mengatakan, jika PT KAI belum memberikan solusi atas akses jalan itu, ia dan ribuan warga setempat akan bertahan menolak penutupan akses itu.
“Katanya mau dibangun under pass. Tapi entah kapan. Jika belum ada realisasi, kami minta akses jalan itu tetap dibuka. Toh aman juga karena kami sudah menempatkan petugas yang kami gaji sendiri,” ujarnya.
Supino menambahkan, semua warga juga bersedia membubuhkan tanda tangan keberatan atas rencana penutupan perlintasan itu.
Sebab, ada ribuan warga yang setiap hari membutuhkan akses jalan itu.
“Kami minta pengertian kepada pemerintah. Kami bisa menjaga perlintasan itu agar tidak da kecelakaan. Apalagi kami sudah bikin pos kecil dengan seorang penjaga yang kami honor setiap bulannya,” pungkasnya. [Andi Apriyadi]