Jejamo.com, Tanggamus – Dengan mengunakan peralatan tradisional sayit yang terbuat dari bambu dan jaring halus yang dirangkai, sejumlah masyarakat Kotaagung Timur, Tanggamus, khususnya yang bermukim di pinggir pantai, ramai-ramai mencari rebon.
Pantauan jejamo com, sejak kemarin malam, rebon banyak muncul di daerah ini. Hadori, warga setempat, mengatakan, ia juga baru mengetahui kalau musim udang rebon.
Murdani, warga lainnya, mengatakan, musim udang rebon ini kadang nasib-nasiban.
“Kalau yang pertama turun ke laut dan menemukan, mereka sudah bisa dipastikan akan mendapatkan hasil yang lumayan banyak. Apalagi kalau didukung dengan cuaca laut yang bersahabat,” kata dia, Jumat, 20/4/2018.
Hadori menambahkan, panen rebon memang sebaiknya dilakukan pagi-pagi sekali.
“Siapa yang pertama, pasti dapat hasil banyak,” ujarnya.
Kata dia, laut Kotaagung Timur mempunyai ombak lumayan besar. Rebon sendiri mempunyai sifat tidak suka dengan air yang keruh.
“Karena semakin ramai yang mencari, dipastikan air menjadi keruh dan rebon menjauh,” kata dia.
Menurut Hadori, musim udang rebon tidak pasti.
“Kadang sampai tahunan enggak musim. Kalau musim, masyarakat menyambut gembira,” kata dia.
Hadori menuturkan, udang rebon kebanyakan dibuat terasi dan dikeringkan.(*)
Laporan Zairi, Wartawan Jejamo.com