Jejamo.com, Bandar Lampung – Pagi ini ratusan warga sekitar perairan pesisir pantai Panjang panen ikan yang banyak terapung di sekitar pantainya, dari anak-anak, ibu-ibu, remaja dan bapak-bapak nelayan.
Bukan hanya ikan saja yang didapat oleh warga, ternyata ada juga kepiting, cumi dan berbagai jenis ikan karang juga ikut mati dan terapung.
Rilis LSM Mitra Bentaa menyebutkan bahwa dalam satu bulan ini sudah terjadi dua kali kejadian ikan mati seperti ini.
Udin, nelayan Panjang Utara yang juga ikut mengambil ikan saat Tim Mitra Bentala turun ke lokasi kejadian tersebut, mengatakan demikian.
Dugaan warga, banyaknya ikan mati ini diakibatkan cemaran limbah dari kapal-kapal di Pelabuhan Panjang.
Sementara itu Ogja Aditya dari Tim Mitra Bentala yang terjun langsung ke lokasi menemukan banyak ikan, kepiting, cumi, dan beberapa jenis ikan karang pun mati.
Sampai saat ini, dari pihak Pemerintah belum ada yang turun untuk melihat kejadian tersebut dan sekaligus untuk mengetahui sumber dari akibat banyaknya ditemui ikan yang mati.
Karena kejadian ini dalam satu bulan ini sudah dua kali terjadi, Mitra Bentala meminta Dinas Lingkungan Hidup Kota Bandar Lampung berharap untuk dapat menelusurinya.
Jika benar apa yang diungkapkan oleh para warga pesisir bersumber dari kapal-kapal yang membuang limbahnya atau penyebab lainnya, tentunya harus ditindak tegas berdasarkan Undang-undang yang ada.
Faktor kesengajaan atau kelalaian yang menimbulkan pencemaran lingkungan mesti ditindak tegas agar tidak terus berulang kejadiannya.
Kejadian ini mengakibatkan banyak pihak yang terdampak, seperti nelayan mencari ikan susah, dan kehidupan biota laut akan terganggu.
Daeng, nelayan lainnya di Panjang Utara juga mengungkapkan agar kejadian ini tidak terjadi.
“Ke depannya sulit mencari ikan untuk kehidupan sehari-hari,” kata dia. []