Jejamo.com, Way Kanan – Tempat yang menarik, nyaman, dengan makanan yang murah, punya peluang menjadi tempat nongkrong favorit anak muda zaman sekarang. Ditambah lagi jika tempat tersebut menyediakan wifi gratis.
Warung Kongkow adalah salah satu tempat nongkrong yang baru dibuka oleh Ekta Aivia Fadhola Ziana atau lebih akrab dipanggil Dola pada 22 Oktober 2016. Warung ini menyediakan tempat yang nyaman bagi pengunjungnya. Bertempat di tengah-tengah Desa Solo 1, Baradatu, Way Kanan, warung ini dapat menarik perhatian anak muda di sana.
Tempat yang cukup nyaman menjadi salah satu keunggulan tempat ini pengunjung dapat bersantai sambil menikmati makanan atau sekadar nongkrong. Kongkow sendiri beberasal dari bahasa Betawi yang artinya tempat nongkrong, memberikan konsep yang baik dan ditambah wifi gratis. Ini menjadikan tempat ini sebagai salah satu destinasi yang banyak dikunjungi anak muda.
Berawal dari hobi memasak mahasiswa D-3 Tata Rias lulusan tahun 2015 ini, ia mulai membuka usaha kuliner. Alasannya, membuka tempat nongkrong seperti ini peluangnya besar. Warung yang dibuka mulai pukul 10.00 sampai 23.00 WIB itu menyediakan makanan dan minuman yang cukup bervariasi.
Menu utama warung ini adalah es krim kongkow. Masih ada beberapa menu lain, seperti lemon tea, susu murni beraneka rasa, sosis bakar, roti bakar, kentang goreng, jagung bakar dan masih banyak lainnya. Harga makanan dan minuman di warung ini cukup terjangkau, mulai dari Rp5.000 hingga Rp20 ribu.
“Tempatnya nyaman, santai, dapat fasilitas wifi gratis. Saya dan temen-teman bisa memanfaatkan wifi gratis ini untuk mengerjakan tugas sekolah sambil menikmati makanan dan minuman di sini,” ujar salah seorang pengunjung.
Dola menawarkan kualitas makanan yang baik. Misalnya es krim yang dibuatnya dengan susu murni dan perasa makanan, serta tidak menggunakan pengawet atau pewarna makanan yang berbahaya. Dalam sehari Dola bisa menghabiskan 2 liter es krim.
Kendala dari warung ini adalah kurangnya bahan baku. Dola harus menggambil bahan baku itu dari luar daerah karena di desa ini masih sulit mencarinya. Dola tidak dapat membelinya secara banyak karena ia tidak memiliki tempat pendingin yang besar.
“Walaupun keuntungan yang didapat tidak seberapa, yang penting usaha saya lancar dan pengunjung puas. Omzet yang didapat masih saya putar untuk membeli bahan baku,” ujarnya.
Demi membantu ekonomi keluarganya, Dola mulai mengembangkan hobi memasaknya.
“Usaha orangtua saya berdagang di pasar sudah mulai menurun hasilnya. Tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga dan adik saya juga masih sekolah. Itulah yang membuat saya berpikir membantu ekonomi keluarga. Dari situ saya mulai mengembangkan hobi memasak,” katanya.
Hari pertama pembukaan Warung Kongkow, Dola meraup Rp100 ribu. Nilai itu terbilang kecil. Apalagi Dola mesti menghonor pekerjanya.
Namun, seiring waktu dan cerita dari mulut ke mulut, Warung Kongkow banyak dikenal masyarakat sekitar.
Dola berharap usahanya ini bisa berkembang. Jadi, tidak hanya menyajikan makanan dan minuman, dia berharap bisa menyewakan tempat jika ada yang berminat. Sukses terus ya Warung Kongkow.(*)
Laporan Esti Dwi Pratiwi, Kontributor Jejamo.com