Jejamo.com, Bandar Lampung – Ada beberapa gejala klinis ketergantungan atau adiksi terhadap game atau permainan di gawai (gadget). Ini juga terjadi kepada anak-anak yang hobi nge-game.
Demikian disampaikan Herni Susanti pada webinar Hari Anak Nasional yang diadakan hari ini oleh Pengurus Wilayah Persaudaraan Muslimah (PW Salimah) Lampung.
Herni Susanti, pakar keperawatan dan kesehatan jiwa Universitas Indonesia, yang menjadi narasumber, mengatakan, ada beberapa tanda ketergantungan dengan game.
1. Mengalami perasaan senang ketika bermain game.
2. Mengabaikan aktivitas lain untuk bermain game. Tingkatannya berbeda-beda. Bahkan ada yang sampai berhari-hari tidak mandi.
3. Berbohong supaya bisa melanjutkan bermain game.
4. Kehilangan hubungan sosial. Pecandu game lebih asyik dengan gawainya ketimbang berinteraksi dengan orang lain. Titik ekstremnya adalah ia tidak bisa memulai pembicaraan dengan orang lain.
“Kalau ditanya, jawabannya datar. Komunikasinya buruk,” kata dia.
Hal lainnya adalah penurunan peringkat akademik, membangkang, tangan sakit karena kebanyakan game, mata kering, migrain, nyeri pada punggung dan leher, serta kaku pada jari.
Herni menyoroti adiksi gawai pada anak antara lain menghambat perkembangan otak, anak sulit berkonsentrasi, dan menjadi beban pikiran bagaimana memenangkan game dan memenuhi kuota. [Sugiono]