Jejamo.com, Bandar Lampung – Ada beberapa cara yang bisa dilakukan orangtua untuk mencegah anak kecanduan game dan gawai atau gadget.
Herni Susanti, pakar keperawatan dan kesehatan jiwa dari Universitas Indonesia memberikan tips bagi para orangtua. Tujuannya, supaya anak-anak tidak kecanduan game.
Herni pada webinar Hari Anak Nasional hari ini yang diadakan Pengurus Wilayah Persaudaraan Muslimah (PW Salimah) Lampung mengatakan, orangtua harus menjadi pendamping anak memblok situs-situs negatif.
Orangtua, kata dia, diminta menekankan kepada anak pentingnya interaksi dengan kehidupan nyata.
“Kalau anak kecanduan, segera hubungi tenaga profesional,” kata dia.
Untuk tips penggunaan gawai selama masa pandemi ini, kata dia, ada beberapa yang bisa dilakukan. Ia berkata, jangan pernah bosan mengingatkan anak. Anak akan susah dikontrol jika kemauian main game-nya sulit dikendalikan.Â
“Gejala adiksi game itu berpikir terus-menerus untuk main game,” kata dia.
Herni menekankan bahwa orangtua bisa melakukan detoksifikasi digital. Â Kata Herni, hapus aktivasi media sosial mereka, mematikan gawai secara berkala, tidak mengakses media sosial seminggu penuh bahkan sampai tiga bulan.
Kemudian, dengan cara mematikan ponsel 1 jam sebelum tidur, tidak memainkan gawai saat makan. Untuk detoksifikasi digital, kata Herni, pilih 1 hari dalam 1 minggu tanpa gawai.
“Tentukan limit untuk tidak menyentuh media sosial sama sekali,” kata dia.
Bisa juga, kata dia, menutup aplikasi selama beberapa jam. Untuk anak usia 11-12 tahun selama dua jam, usia 7-10 tahun selama 60 menit, usia 3-6 tahun selama 20 menit.
“Gawai telah menggantikan kalender dan jam tangan kita. Tapi jangan ia menggantikan keluarga kita,” tutupnya. [Sugiono]