Jejamo.com, Bandar Lampung – Salah satu cara jitu menghindari predator seks adalah dengan tidak mengunggah semua aktivitas di media sosial.
Anak-anak diminta untuk membatasi memberitahukan aktivitas mereka di media sosial. Termasuk memberitahukan lokasi mereka lewat pesan share lock.
Dengan membatasi informasi di media sosial bisa menghindari remaja dan anak-anak dari bidikan predator seks.
Demikian disampaikan Direktur Center of Gender Studies yang juga Ketua Kajian Aliansi Cinta Keluarga (Aila) Dinar Dewi Kania dalam webinar yang diadakan Forum Kerja Sama Alumni Rohis (FKAR) Bandar Lampung.
Dinar menjelaskan, remaja dan anak-anak mesti didorong untuk bercerita kepada orang yang mereka percaya. Misalnya orangtua dan kawan akrab. Itu, kata Dinar, lebih baik ketimbang menceritakan semua aktivitas mereka di media sosial.
Dinar menjelaskan, selain predator seksual, remaja dan anak-anak juga rentan dengan perilaku seks bebas dan LGBT (lesbian, gay, biseksual, dan transgender).
Dengan mengunggah semua aktivitas di media sosial, memudahkan predator ini menyerap informasi dan mengetahui titik di mana mereka bisa masuk dan kemudian memengaruhi.
“Ini hasil riset saya. Maka itu, kita jaga remaja dan anak-anak agar jangan terlalu terbuka, baik informasi juga bagian tubuh mereka di media sosial,” kata Dinar.
Forum Kerja Sama Alumni Rohis (FKAR) Bandar Lampung adalah organisasi yang menghimpun mereka yang pernah bergiat di kegiatan rohis. Organisasi ini fokus pada pembinaan keislaman dan kepribadian pelajar muslim di Bandar Lampung. [Sugiono]