Jejamo.com, Tanggamus – Stunting adalah kondisi gagal tumbuh pada anak balita akibat kekurangan gizi kronis terutama pada 1000 hari pertama kehidupan (HPK).
Stunting menjadi ancaman bagi masa depan dalam menciptakan kualitas generasi unggul.
Dalam upaya pencegahan dan penurunan stunting, Yayasan Konservasi Way Seputih (YKWS), PT. Tirta Investama Tanggamus (Aqua Danone) bersama dengan Pemerintah Kabupaten Tanggamus menjalin kolaborasi progam pengelolaan sarana air bersih dan sanitasi melalui pendekatan STBM (sanitasi total berbasis masyarakat) dan pemenuhan gizi seimbang melalui Isi Piringku untuk pencegahan stunting di salah satu kecamatan lokus stunting yaitu Kecamatan Kotaagung Timur.
Dalam forum diskusi sinkronisasi STBM-STUNTING yang di selenggarakan di Aula Kecamatan Kota Agung Timur pada Kamis (20/2), Direktur Eksekutif YKWS Febrilia Ekawati menyampaikan bahwa upaya pencegahan dan penurunan stunting harus secara kolaboratif dari peran serta seluruh para pihak.
“YKWS sebagai LSM yang konsen terhadap persoalan air dan sanitasi serta stunting berupaya membantu dan berkontribusi untuk penyelesaian persoalan stunting di Provinsi Lampung, khususnya di Kabupaten Tanggamus, Progam STBM-STUNTING yang selenggarakan oleh YKWS merupakan dukungan dari Program CSR Aqua Danone,” ungkap Febri dalam rilisnya.
Kegiatan diskusi sinkronisasi dihadiri jajaran OPD (organisasi perangkat daerah) dari BAPPELITBANGDA, Dinas Kesehatan, Dinas PMD, Dinas Lingkungan Hidup, Dinas PUPR, Dinas Pendidikan, Dinas PPPAKB, Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kabupaten Tanggamus, Camat Kotaagung Timur, TNI/Polri, kepala pekon, kader posyandu, kader STBM dan kader pembangunan masyarakat unggul se- Kecamatan Kotaagung Timur.
Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat Wahyu Widaryati menyampaikan bahwa ada 9 kecamatan yang menjadi lokus stunting dengan jumlah pekon 36, satu di antara 9 kecamatan tersebut yaitu Kecamatan Kotaagung Timur dengan total lokus stunting di 7 pekon.
Kontribusi dari sektor swasta dan LSM seperti Aqua Danone dan YKWS sangat bermanfaat dan bisa menurunkan dan mencegah terjadinya stunting di Tanggamus.
“Kotaagung Timur ini angka stuntingnya sangat tinggi, ada 164 kasus, pemerintah Tanggamus berupaya melakukan konvergensi stunting melalui intervensi gizi spesifik dan intervensi gizi sensitif. Dan upaya kolaborasi untuk STBM-STUNTING yang dilakukan oleh LSM YKWS bersama Aqua Danone sangat diharapkan,” ungkap Wahyu
Program STBM-STUNTING menargetkan adanya penambahan pekon ODF melalui pendekatan STBM, dan peningkatan kapasitas kader tentang STBM-STUNTING yang selanjutnya bisa menjadi penggerak bagi ibu hamil dan menyusui, dan peningkatan kualitas gizi dan kesehatan kepada 1246 baduta dan balita di Kecamatan Kotaagung Timur.
Kepala Bidang Perencanaan dan Program Bappelitbangda Siti Rahmah, menyampaikan prevalensi stunting di Tanggamus mencapai 30%, Pemerintah Tanggamus telah menambahkan anggaran untuk penyelesaian persoalan stunting yang bersumber dari APBD dan APBN.
“Ibu Bupati telah berkomitmen untuk menuntaskan persoalan stunting dan persoalan sanitasi di Kabupaten Tanggamus, bahkan anggaran juga dinaikkan hingga 50% dari tahun sebelumnya khusus untuk penyelesaian persoalan stunting dan pencapaian STBM, Program kolaborasi yang dilakukan di kecamatan Kotim ini akan sangat bermanfaat dan juga sangat membantu dalam pengurangan terjadinya stunting, harapannya bisa berkembang di kecamatan-kecamatan lainnya dan dari suport sektor swasta lainnya, sehingga target ODF Kabupaten Tanggamus pun bisa tercapai” ungkap Rahma. []