Jejamo.com – Masuknya mata uang Cina yuan atau renminbi sebagai mata uang cadangan resmi global Special Drawing Rights (SDR), disambut baik analis pasar modal Hans Kwee. Ia menilai bergabungnya yuan dalam SDR akan mengurangi tekanan dolar Amerika terhadap rupiah.
“Dalam jangka menengah atau panjang ini bagus buat Indonesia,” ujar Hans yang kini menjabat Direktur PT Investa Saran Mandiri, Senin, 30/11/2015. Seperti dikutip Tempo.co.
Selama ini pergerakan nilai tukar rupiah kerap dipengaruhi oleh dolar AS. Sayangnya dampak positif dari bergabungnya yuan menjadi SDR ini masih belum akan nampak untuk jangka pendek.
Meski diyakini bakan membawa dampak positif namun Hans memperingatkan pemerintah untuk berhati-hati dengan potensi pelemahan yuan. Misalnya, keputusan pemerintah Cina memotong nilai mata uangnya yang ikut memukul pergerakan pasar modal di Indonesia Agustus lalu.
Melemahnya yuan juga secara tidak langsung bakal berdampak pada rupiah mengingat neraca perdagangan Indonesia dengan negara tirai bambu itu cukup besar.
Badan Dana Moneter Internasional (IMF) secara resmi memasukkan yuan dalam SDR. Yuan mengikuti langkah yang sudah dilakukan oleh dolar Amerika Serikat, euro (Uni Eropa), pound sterling (Inggris), dan yen (Jepang). Sementara Nilai tukar rupiah terhadap yuan saat ini berada pada Rp 2.100.(*)
Tempo.co