Jejamo.com, Pringsewu – Sejak ditetapkan sebagai kabupaten pada 2008 lalu, ada banyak perubahan pada wajah Pringsewu. Mulai dari pembangunan jalan, gedung, hingga menjamurnya wisata kuliner di kabupaten tersebut.
Keberadaan Café Misbar juga turut meramaikan wisata kuliner di Pringsewu. Jika Anda mengunjungi Pringsewu pada sore atau malam hari, bisa dipastikan Anda akan menemukan kafe dengan konsep ruang terbuka tersebut.
Café ini hanya mengandalkan kursi santai, berjejer ditempat terbuka dan beratapkan langit. Sesuai dengan namanya, kafe ini memang menawarkan suasana outdoor yang identik dengan kesan bebas, tidak ada kelap kelip lampu, ornamen-ornamen layaknya café kebanyakan.
“Masyarakat Pringsewu menyebutnya Café Misbar, karena merupakan paduan kata gerimis bubar yang artinya jika turun hujan, maka dengan sendirinya para pengunjung membubarkan diri mencari tempat berteduh,” jelas Wahyu, pemilik salah satu Café Misbar di Pekon Wates Kecamatan Gadingrejo, Sabtu Malam 12/12/2015.
Dirinya tidak bisa memastikan kapan Café Misbar ini menjamur di Kabupaten Pringsewu. Yang diingatnya, Café Misbar mulai muncul di area Pendopo Pringsewu dan terus meluas ke beberapa titik di wilayah strategis Pringsewu.
“Mereka rata-rata menjual aneka minuman seperti kopi, jus dan aneka minuman lainnya. Camilan mulai dari siomay, jagung bakar, kentang goreng, bakso bakar, gorengan, mie instan dan lain-lain. Harga yang dijual cukup terjangkau, hanya kisaran Rp3 ribu – Rp 10 ribu,” paparnya.
Harganya yang terjangkau, Café Misbar menjadi pilihan remaja Pringsewu untuk hangout atau sekedar nongkrong menghabiskan waktu menjelang sore. Setiap harinya Wahyu berjualan hingga malam hari dengan omset Rp300 ribu per hari. (*)
Laporan Nur Kholik, Wartawan Jejamo.com