Jejamo.com, Bandar Lampung – Yulianti, mantan atlet senam ritmik merupakan salah satu putri terbaik yang pernah dimiliki Provinsi Lampung. Beragam prestasi di tingkat nasional dan internasional sudah ia torehkan bagi bumi Lampung dan Bangsa Indonesia melalui cabang olah raga senam.
Yuli ternyata terlahir dari Talentscoting (pencarian bakat) dari Persani Lampung, saat ke Sekolah Dasar se-Bandar Lampung sewaktu ia duduk di bangku kelas 3 SD sekitar tahun 1989.
Yulianti yang kini menjadi pelatih senam ritmik Lampung mengatakan bahwa, Persani Lampung waktu itu melakukan Talentscoting ke sekolah tingkat SD se-Bandar Lampung melalui guru olahraga, untuk mencari bibit atlet senam dengan kriteria memiliki kelenturan tubuh yang baik.
“Dari Talentscoting melalui tingkat SD tersebut, terjaring 20 orang bibit atlet yang kemudian datang kerumah ibu Farida (Pelatih saat itu), selanjutnya disaring lagi menjadi 4-6 pesenam saja,” kata Yuli saat diwawancarai Jejamo.com, di Sanggar Senam Idola Aerrobic center Jl. Prof. M. Yamin, Pahoman, Bandar Lampung, Jumat, 4/3/2016
Yuli bersama beberapa bibit atlet tersebut kemudianmulai menjalani latihan serta dimotivasi dengan menonton video senam saat sedang dilombakan, guna memacu semangat saat menjalani latihan.
“Dari sana saya mulai jatuh cinta dengan senam ritmik, meskipun pada awalnya saya tidak mengetahui jika memiliki bakat di cabang olahraga senam. Karena ayah saya menyukai olahraga tinju dan ada keluarga lainnya di cabor karate,” ucapnya.
Meskipun awalnya orang tua tidak memperbolehkanya untuk fokus di senam ritmik. Namun, akhirnya kedua orang tua mendukung penuh saat melihat keseriusannya untuk fokus di olahraga ini.
“Alhamdulillah akhirnya orang tua menyetujui dan mendukung saya terjun menjadi atlet senam ritmik. Orang tua juga selalu setia mengantar jemput latihan saat sore hari. Karena adanya restu dari orang tua tersebut dan menjalani latihan selama dua tahun, saya mengikuti kejuaraan pertama, yakni Pra-PON XIII tahun 1992 di Jakarta dengan meraih 1 Emas, 1 Perak dan 3 Perunggu untuk kategori Beregu, Serbabisa final dan peralat,” terangnya.
Setelah menjalani latihan selama beberapa tahun di Persani Lampung, akhirnya dirinya masuk Pelatihan Nasional (Pelatnas) di tahun 1993 sampai 2003 di Jakarta.” Disana dikumpulkan atlet senam terbaik setiap provinsi se-Indonesia untuk berlatih bersama sebagai persiapan untuk menghadapi event. Kemudian Apabila tidak ada prestasi maka atlet tersebut akan dikembalikan ke daerahnya lagi,” tuturnya.(*)
Laporan Arif Wiryatama, Wartawan Jejamo.com