Sabtu, November 16, 2024

Top Hari Ini

Terkini

Warga Kritik Pengerjaan Proyek Drainase di Tanggamus

Jejamo.com, Tanggamus – Untuk meminimalisir terjadinya banjir dan genangan air ke badan jalan, Pemerintah Provinsi Lampung melalui Dinas PUPR membangun saluran Drenase beserta Gorong-Gorong pembuangan di Jalan Lintas Provinsi Kotaagung Limau. Pekerjaan pembangunan drainase dan gorong-gorong buis tanpa papan nama itu terkesan dikerjakan asal jadi sehinga dikeluhkan warga, karena pengerjaan nya dinilai tidak sesuai dengan spesifikasi kerja. Zainuddin, ketua Persatuan Petani Batubalai, juga pemilik kebun garapan dilokasi proyek mengatakan, dirinya sangat keberatan dengan pemilik proyek, karena selain tidak ada pemberitahuan atau izin, sampah galian tanah eskapator itu ditumpuk dilahan tanah garapannya. Dampaknya tanamana pisang, randung dan tanaman lainnya ikut tertimbung. Selain kerugian materi yang dialami, dampak lingkungan dari penumpukan sampah pengalian itu, jika hujan air akan mengenangi lahan miliknya yang berakibat matinya tanaman miliknya yang tergenang. ” Saya minta dibuatkan siring pembuangan air untuk mengurangi genangan air, seraya berharap agar konsultan pelaksana proyek turun dan melihat langsung pekerjaan dilapangan yang diduga tidak sesuai dengan spesifikasi, ” Jelas Zainuddin dilokasi. Sabtu 16/11/2024. Hal senada juga diungkapkan Herli, kata dia, tanaman jagung umur 20 hari miliknya tertimbun tanah galian, dan dipastikan tanam itu mati. Dirinya juga sangat menyayangkan pelaksana proyek yang mengacak-acak tanam jagung miliknya tanpa izin terlebih dahulu kepadanya. “Saya meminta ganti kerugian benih dan tenaga pekerja saya. Sudah ada komunikasi dari pihak pelaksana proyek, namun belum ada kejelasan apakah permintaannya akan dikabulkan karena mereka masih akan berkordinasi dengan pemilik proyek, Jelasnya kepada Grafiknews dilokasi. Jejamo.com berupaya mengkonfirmasi saudara Ridwan dilokasi proyek. Menurutnya, ia hanya vendor material proyek dan bukan pengawas terlebih pemilik proyek. Ridwan berujar semua pekerjaan proyek sudah sesuai dengan pedoman kerja, bahkan menurut dia semua keluhan pemilik lahan yang dilewati sudah selesai dan tidak ada masalah. Dari pantauan dilapangan tidak ada papan proyek, gorong-gorong buis beton di pasang tanpa mengunakan landasan cor semen atau LC. Dan tidak diketahui perusahaan pelaksananya, volume, jumlah dan sumberdana proyek. Dilokasi jug nampak tumpukan sampah galian yang tidak rapi di area kebun warga, tanaman jagung, pisang dan beberapa tanaman lain tertimbun sJejamo.com, Tanggamus – Untuk meminimalkan risiko banjir dan genangan air di badan jalan, Pemerintah Provinsi Lampung melalui Dinas PUPR membangun saluran drainase dan gorong-gorong pembuangan di Jalan Lintas Provinsi Kotaagung-Limau.

Namun, pekerjaan pembangunan drainase dan gorong-gorong yang tidak dilengkapi papan nama proyek ini menuai kritik dari warga. Proyek tersebut dinilai dikerjakan asal-asalan dan tidak sesuai dengan spesifikasi teknis.

Zainuddin, Ketua Persatuan Petani Batubalai sekaligus pemilik lahan di lokasi proyek, mengaku keberatan terhadap pengerjaan tersebut. Menurutnya, pihak pelaksana proyek tidak memberikan pemberitahuan atau izin sebelumnya. Selain itu, tanah hasil galian ekskavator ditumpuk di atas lahan garapannya, sehingga menimbun tanaman pisang, randu, dan tanaman lainnya.

“Saya meminta dibuatkan saluran pembuangan air untuk mengurangi genangan yang bisa mematikan tanaman saya. Saya juga berharap konsultan pelaksana proyek turun ke lokasi dan memeriksa pekerjaan ini karena diduga tidak sesuai dengan spesifikasi,” ujar Zainuddin di lokasi pada Sabtu, 16/11/2024.

Keluhan serupa juga disampaikan Herli, pemilik lahan lainnya. Ia mengungkapkan bahwa tanaman jagungnya yang baru berumur 20 hari ikut tertimbun tanah galian. Ia menyayangkan tindakan pelaksana proyek yang merusak tanamannya tanpa izin terlebih dahulu.

“Saya meminta ganti rugi atas bibit dan tenaga kerja yang sudah saya keluarkan. Memang sudah ada komunikasi dari pihak pelaksana proyek, tapi belum ada kejelasan apakah permintaan saya akan dipenuhi karena mereka masih berkoordinasi dengan pemilik proyek,” katanya.

Sementara itu, Ridwan, yang ditemui Jejamo.com di lokasi proyek, menjelaskan bahwa ia hanya vendor material, bukan pengawas atau pemilik proyek. Menurut Ridwan, seluruh pekerjaan telah dilakukan sesuai pedoman kerja, dan keluhan warga sudah diselesaikan.

Namun, pantauan di lapangan menunjukkan hal sebaliknya. Tidak ditemukan papan proyek di lokasi, dan gorong-gorong buis beton dipasang tanpa landasan cor semen atau lean concrete (LC). Informasi mengenai perusahaan pelaksana, volume pekerjaan, maupun sumber dana proyek juga tidak diketahui.

Selain itu, tumpukan tanah galian terlihat tidak tertata rapi di area kebun warga. Tanaman jagung, pisang, dan beberapa jenis tanaman lain milik warga tertimbun oleh tanah galian ekskavator. (*)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Populer Minggu Ini